Penyerangan US Capitol, Pebisnis Amerika Serikat Ingin Trump Dipecat Demi Jaga Demokrasi
Kepala grup bisnis utama Amerika Serikat (AS) yang mewakili 14.000 perusahaan termasuk Exxon Mobil Corp, Pfizer Inc, dan Toyota Motor Corp mendesak para pejabat senior segera memecat Presiden Donald Trump dari jabatannya.
Seruan itu muncul setelah para pendukung Trump menyerbu gedung US Capitol untuk membatalkan pengesahan kemenangan Joe Biden.
Baca Juga: 4 Mantan Presiden Amerika Serikat Kecam Penyerbuan US Capitol, Salah Satunya Ngomong Aib
“Trump menghasut kekerasan dalam upaya mempertahankan kekuasaan, dan setiap pemimpin terpilih yang membelanya melanggar sumpah mereka kepada Konstitusi dan menolak demokrasi yang mendukung anarki. Wakil Presiden (Mike) Pence, yang dievakuasi dari Capitol, harus secara serius mempertimbangkan bekerja sama dengan Kabinet untuk meminta Amandemen ke-25 untuk melestarikan demokrasi," tegas Chief Executive Officer (CEO) Asosiasi Produsen Nasional (NAM) Jay Timmons pada Reuters.
Berdasarkan Amandemen Pasal 4, wakil presiden dan mayoritas pejabat Kabinet atau badan lain seperti Kongres menurut Undang-undang (UU) dapat menyatakan secara tertulis bahwa presiden tidak dapat menjalankan kekuasaan dan tugas dari jabatannya.
Beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat di Kongres juga mendesak Pence dan Kabinet meminta Amandemen ke-25 untuk menyingkirkan Trump.
Business Roundtable, asosiasi para CEO dari beberapa perusahaan terbesar AS, mengatakan, “Kekacauan yang terjadi di ibu kota negara adalah hasil dari upaya melanggar hukum untuk membatalkan hasil yang sah dari pemilu demokratis."
Mereka meminta Trump dan semua pejabat terkait mengakhiri kekacauan dan memfasilitasi transisi kekuasaan secara damai.
"Mereka yang bertanggung jawab atas pemberontakan ini harus dimintai pertanggungjawaban, dan kita harus menyelesaikan transisi ke pemerintahan Presiden terpilih Biden," ujar CEO Apple Inc Tim Cook.
Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: