Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Paham Enggak Trump, Aksi Pendukungmu Bikin Jijik Pemimpin-pemimpin Dunia

Paham Enggak Trump, Aksi Pendukungmu Bikin Jijik Pemimpin-pemimpin Dunia Kredit Foto: Getty Images/Samuel Corum
Warta Ekonomi, Washington -

Para pemimpin dunia mengecam aksi kekerasan di Washington DC, ketika sejumlah demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerbu Gedung Capitol.

Rapat gabungan Kongres untuk mengesahkan kemenangan presiden terpilih Joe Biden terpaksa ditangguhkan akibat penyerbuan tersebut.

Baca Juga: Bikin Geleng Kepala, Melihat Aksi Barbar Pendukung Trump yang Bobol US Capitol

Banyak pemimpin menyerukan perdamaian dan transisi kekuasaan yang tertib, serta menggambarkan apa yang terjadi sebagai "mengerikan" dan "serangan terhadap demokrasi".

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "sedih" dengan kejadian di Capitol AS, kata juru bicaranya.

"Dalam keadaan seperti itu, penting bahwa para pemimpin politik memberi kesan kepada pengikut mereka tentang perlunya menahan diri dari kekerasan, serta untuk menghormati proses demokrasi dan supremasi hukum," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengecam kejadian itu dan menyebutnya sebagai "pemandangan yang memalukan".

"Amerika Serikat mewakili demokrasi di seluruh dunia dan sekarang sangat penting adanya transfer kekuasaan yang damai dan tertib," tulisnya di Twitter.

Sejumlah politisi Inggris lainnya mengikuti langkah Johnson dan mengkritik kekerasan yang berlangsung, termasuk pemimpin oposisi, Sir Keir Starmer, yang menyebutnya sebagai "serangan langsung terhadap demokrasi".

Pemimpin Skotlandia, Nicola Sturgeon, menyatakan melalui Twitter bahwa pemandangan dari Gedung Capitol "benar-benar mengerikan".

Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, mengatakan: "Saya percaya pada kekuatan demokrasi AS. Kepresidenan baru Joe Biden akan mengatasi tahap yang menegangkan ini, menyatukan rakyat Amerika."

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengecam "serangan mengerikan terhadap demokrasi". Sementara, Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan Trump dan pendukungnya "harus menerima keputusan akhir para pemilih Amerika dan berhenti menginjak-injak demokrasi".

Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, mengatakan dirinya mempercayai AS "untuk memastikan transfer kekuasaan secara damai kepada Biden. Adapun Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan dia berharap untuk bekerja sama dengan presiden terpilih dari partai Demokrat tersebut.

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, turut bersuara dengan mengatakan bahwa hasil pemilihan "harus dihormati".

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan warga Kanada "sangat terganggu dan sedih dengan serangan terhadap demokrasi".

"Kekerasan tidak akan pernah berhasil mengesampingkan keinginan rakyat. Demokrasi di AS harus ditegakkan - dan itu akan berhasil," tulisnya di Twitter.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengecam "pemandangan yang menyedihkan" itu dan mengatakan bahwa dia menantikan transfer kekuasaan secara damai.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pihaknya mengundang "semua pihak" untuk berperilaku dengan "mengendalikan diri dan akal sehat".

Pemerintah Venezuela mengatakan bahwa "dengan kejadian yang disesalkan ini, Amerika Serikat mengalami hal-hal yang sama yang telah dipicunya di negara-negara lain akibat kebijakan-kebijakan agresinya".

"Cukup banyak gambar bergaya Maidan yang datang dari DC," Wakil Duta Besar Rusia Dmitry Polyanskiy memposting di Twitter, merujuk pada protes di Ukraina yang menggulingkan Presiden Ukraina yang didukung Rusia Viktor Yanukovich pada tahun 2014.

"Beberapa teman saya bertanya apakah seseorang akan membagikan kerupuk kepada para pengunjuk rasa untuk menggemakan aksi Victoria Nuland," katanya, mengutip kunjungan 2013 ke Ukraina ketika saat itu-AS. Asisten Menteri Luar Negeri Victoria Nuland menawarkan makanan kepada para pengunjuk rasa.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: