Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Akan Labeli Gerakan Boikot Israel sebagai Anti-Semit

AS Akan Labeli Gerakan Boikot Israel sebagai Anti-Semit Kredit Foto: Antara/REUTERS/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Washington akan mengambil tindakan terhadap kampanye Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) yang berusaha mengisolasi Israel atas perlakuannya terhadap Palestina. Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo saat menyambangi Israel.

Pompeo mengatakan Washington akan menganggap kampanye anti-IsraelBDS global sebagai anti-Semit.

Baca Juga: Mencekam, ISIS Ledakkan Pipa Gas Israel dan Mesir

"Kami akan segera mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi organisasi yang terlibat dalam perilaku BDS yang penuh kebencian dan menarik dukungan pemerintah AS untuk kelompok semacam itu," kata Pompeo.

"Kami ingin berdiri dengan semua negara lain yang mengakui gerakan BDS sebagai kanker," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (20/11/2020).

Israel melihat BDS sebagai ancaman strategis dan telah lama menuduhnya sebagai anti-Semitisme.

Namun para aktivis membantah keras tuduhan itu, membandingkan boikot dengan isolasi ekonomi yang membantu meruntuhkan apartheid di Afrika Selatan (Afsel).

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan niatnya untuk menciptakan proses baru di mana Washington dapat melabeli organisasi dan LSM sebagai "anti-Semit", Politico melaporkan pada hari Rabu.

Tiga orang yang dekat dengan masalah tersebut mengonfirmasi langkah tersebut, dengan mengatakan Pompeo mungkin menunda membuat pengumuman.

Meskipun Pompeo tidak akan menyebut organisasi tertentu, sebuah laporan Politico bulan lalu mengungkapkan bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk mendeklarasikan LSM internasional terkemuka tertentu, seperti Amnesty International dan Oxfam, sebagai "anti-Semit" karena hubungan mereka dengan kelompok-kelompok yang mengkritik tindakan Israel.

Politico adalah pihak pertama yang melaporkan bahwa Departemen Luar Negeri AS sedang mempertimbangkan apakah akan menyarankan pemerintah lain untuk tidak mendukung apa yang disebut LSM sebagai "anti-Semit".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: