Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Endus Langkah AS yang Tengah Persiapkan Jet Tempur di LCS

China Endus Langkah AS yang Tengah Persiapkan Jet Tempur di LCS Kredit Foto: CSIS Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI)
Warta Ekonomi, Beijing -

Sebuah lembaga think tank Tiongkok menyebutkan Amerika Serikat (AS) kemungkinan sedang menyiapkan jet tempur yang lebih banyak untuk memperpanjang misi militernya ke wilayah Negeri Tirai Bambu.

Hal ini diungkapkan lembaga itu setelah 60 jet tempur Angkatan Udara AS tercatat sedang memantau Laut China Selatan di bulan September lalu.

Baca Juga: LCS dalam Waktu Dekat Bakal Ditimpa 3 Fenomena Dahsyat di Tengah Perebutan Wilayah

Dikutip dari Express, pada September 2020 lalu terdapat peningkatan aktivitas pengisian bahan bakar secara rutin dari pangkalan udara AS di Guam.

Pengisian bahan bakar itu digunakan pada pesawat mata-mata AS, disamping ada juga 13 pesawat melintas di atas Laut Kuning dan sekitar enam pesawat terbang di atas Laut China Timur.

Data tersebut dilaporkan oleh lembaga think tank South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI) pekan ini.

Disebutkan bahwa peningkatan aktivitas pengisian bahan bakar secara khusus dapat menunjukkan bahwa AS sedang mempersiapkan penerbangan jarak jauh yang lebih lanjut.

Lembaga think tank Tiongkok mengatakan aktivitas itu tindakan yang 'tidak biasa', mengingat kendaraan pengisian bahan bakar dikirim dari pangkalan udara Guam.

"Operasi semacam itu lebih mungkin mempersiapkan pengisian bahan bakar jarak jauh di masa depan dalam kondisi ekstrim, dan karenanya patut mendapat perhatian besar," kata lembaga think tank SCSPI.

Laporan South China Sea Strategic Situation Probing Initiative juga menyebutkan aktivitas tersebut menunjukkan Laut China Selatan menjadi 'fokus utama' AS.

Selain itu, SCSPI menambahkan peningkatan aktivitas itu juga ada di Laut Kuning.

Laporan tersebut mencatat bahwa dalam beberapa kasus, pesawat AS sengaja menyamar dengan berpura-pura menjadi jet non-militer. Dalam satu kasus, sebuah pesawat AS diduga mengubah kodenya sehingga tampak seperti pesawat dari Filipina sebelum kemudian diubah kembali.

Lembaga think tank tersebut mengatakan langkah itu akan menjadi 'nilai praktis yang besar' bagi militer AS karena pesawat pengintai seringkali terlihat mirip dengan pesawat sipil.

"Perilaku ini tidak diragukan lagi menambah risiko yang signifikan dan faktor yang tidak stabil pada keselamatan penerbangan global, yang akan menyebabkan kesalahan penilaian, dan kemungkinan besar membawa bahaya bagi pesawat penumpang sipil yang sebenarnya, terutama bagi mereka yang berasal dari negara-negara yang menyamar," tulis laporan SCSPI.

Kawasan Laut China Selatan telah menjadi subjek ketegangan antara AS dan Tiongkok sepanjang tahun 2020 ini.

Selain itu, kedua negara adidaya juga telah melakukan latihan militer di wilayah sengketa tersebut. Baru-baru ini AS mengadakan pertemuan resmi dengan Taiwan yang membuat marah pihak Beijing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: