Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panasss! Trump Bilang China Hanya Punya Waktu 72 Jam untuk....

Panasss! Trump Bilang China Hanya Punya Waktu 72 Jam untuk.... Kredit Foto: Reuters/Tom Brenner
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Baru-baru ini, AS menegaskan kepada China bahwa negara tersebut hanya mempunyai waktu 72 jam untuk menutup konsulatnya di Houston atas tuduhan mata-mata. 

Dilansir dari Reuters, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa penutupan Houston dilakukan untuk melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi AS. Menambahkan hal tersebut, Donald Trump mengatakan ada kemungkinan besar bahwa misi China lainnya juga akan ditutup. 

Baca Juga: Geli! Kapal Perang India Mogok, Aksi Pamer ke China Gagal

"Kami pikir ada api di salah satu (instansi China) yang kami tutup. Kurasa mereka membakar dokumen atau membakar kertas, dan aku bertanya-tanya apa itu semua," tegas Trump dikutip pada Kamis, 23 Juli 2020.

Sebagai informasi, Rabu malam waktu setempat petugas pemadam kebakaran mendatangi Houston karena ada asap yang terlihat di tempat tersebut. Dua pejabat pemerintah AS mengklaim mereka memiliki informasi bahwa ada dokumen yang sedang dibakar di sana.

Baca Juga: Awas, AS Tengah Kembangkan Mesin Perang Tak Berawak

Menangkis tudingan tersebut, Kementerian Luar Negeri China, yakni Wang Wenbin mengatakan bahwa konsulat China yang dibicarakan itu berjalan dengan normal. Lebih lanjut, Kedutaan Besar China di Washington mengaku telah menerima ancaman bom dan kematian karena pengaruh kebencian AS. 

"Kami menerima ancaman bom dan kematian karena noda dan kebencian yang dikipasi oleh Pemerintah AS. AS harus mencabut keputusannya yang salah. China pasti akan bereaksi dengan tindakan tegas," pungkasnya.

Sementara itu, penguasa Partai Komunis di China mempertimbangkan untuk menutup konsulat AS di Pusat Kota Wuhan sebagai pembalasan. 

Para pakar China yang berbasis di AS mengatakan China juga dapat memilih untuk menargetkan konsulat yang lebih penting di Hong Kong, Shanghai, atau Guangzhou, sesuatu yang dapat merugikan bisnis Amerika.

Richard Grenell, yang baru-baru ini menjabat sebagai penjabat direktur intelijen nasional AS, menyarankan Amerika Serikat dapat menutup konsulat China di San Francisco yang padat teknologi.

“Itu panggilan yang dekat. Saya akan melakukan keduanya (Houston dan San Francisco) tetapi juga masuk akal untuk memulainya,” katanya kepada Reuters melalui SMS.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: