Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kesepakatan AUKUS Merupakan Pukulan Telak bagi Kontraktor Senjata, Ini Bukti-buktinya...

Kesepakatan AUKUS Merupakan Pukulan Telak bagi Kontraktor Senjata, Ini Bukti-buktinya... Kredit Foto: US Submarine
Warta Ekonomi, Sydney -

Pembatalan Australia atas kontrak kapal selam senilai AU$90 miliar ($65,9 miliar) dengan Prancis dan beralihnya bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk mengembangkan kapal selam nuklir telah menciptakan masalah bagi kontraktor pertahanan yang ditinggalkan oleh langkah tersebut.

Lockheed Martin Australia, yang seharusnya bertanggung jawab atas sistem tempur kapal selam, adalah salah satu yang terpukul oleh langkah mengejutkan Canberra untuk membatalkan kontrak 2016 dengan Grup Angkatan Laut Prancis untuk 12 kapal selam bertenaga diesel. Perusahaan lokal juga dapat terlibat dalam program baru, tetapi prospeknya tetap suram.

Baca Juga: Ternyata, Ini Proyek-proyek yang Disiapkan Macron untuk Biden Setelah Dikhianati AUKUS

Hanya sehari sebelum Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengungkapkan aliansi tripartit baru yang dikenal sebagai AUKUS --sebuah inisiatif yang akan memerlukan pembangunan setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia.

Lockheed Martin Australia telah mengumumkan pemberian 12 kontrak kepada Organisasi industri dan akademik Australia dengan nilai gabungan AU$900.000. Kontrak tersebut untuk mengembangkan teknologi baru dan baru untuk mendukung sistem tempur kapal selam kelas serang Australia.

"Kami merasa terhormat telah memimpin Integrasi Sistem Tempur untuk Program Kapal Selam Masa Depan Persemakmuran Australia sejak 2016," Lockheed Martin Australia mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Nikkei Asia.

Kami sangat bangga bahwa selama lima tahun terakhir tim kami yang sangat terampil telah memperkuat kemitraan kami dengan Angkatan Laut Australia dan Pemerintah Australia, dan mendukung pekerjaan berdaulat, pelatihan, dan kemitraan strategis dengan industri dan akademisi," pungkas pernyataan itu.

Pernyataan itu menambahkan bahwa perusahaan itu "bekerja erat dengan pelanggan kami untuk memahami dampak spesifik bagi tenaga kerja berdaulat kami yang sangat terampil."

Banyak pabrikan Australia --kebanyakan perusahaan kecil dan menengah-- menghadapi kerugian besar yang bisa membuat mereka bangkrut.

Setelah aliansi baru Australia dengan AS dan Inggris untuk membangun armada kapal selam nuklir diumumkan pada pertengahan September, CEO Jaringan Industri dan Pertahanan Australia Brent Clark menyuarakan keprihatinan tentang nasib ratusan perusahaan yang telah berinvestasi dalam rantai pasokan angkatan laut.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: