Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Property Outlook 2021 Ungkap Tantangan dan Peluang Industri Properti di Masa Pemulihan Covid

Property Outlook 2021 Ungkap Tantangan dan Peluang Industri Properti di Masa Pemulihan Covid Kredit Foto: Dok. Panpel Webinar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak pandemi COVID-19 mulai merebak di Indonesia pada awal kuartal 2020, berbagai industri turut mengalami dampak negatifnya, termasuk bidang properti. Dampak tersebut dapat terlihat dari statistik Property Outlook 2021 dari 99 Group.

CEO 99 Group Indonesia, Chong Ming Hwee, dalam Property Outlook 2021, bertajuk “Melihat Tantangan dan Peluang Industri Properti di Masa Pemulihan COVID-19” memaparkan bahwa Rumah123.com dan 99.co memiliki akumulasi lebih dari 29 juta traffic bulanan dan 29 ribu agen aktif. Hal tersebut menjadikan 99 Group sebagai portal properti terbesar di Indonesia. Baca Juga: Usung Arsitektur Modern, Proyek DMS Propertindo di Bandung Selatan Disiapkan untuk 5600 Orang

Menurutnya untuk mengetahui dinamika industri properti Tanah Air, tentu dibutuhkan akurasi data yang tinggi. Tim analis 99 Group telah berhasil menyajikan data yang diolah dari statistik dan database yang diolah dan terus diperbarui berdasarkan tren pasar yang terjadi. 

“Lewat Property Outlook 2021 ini, 99 Group dapat memberikan advokasi yang bermanfaat untuk konsumen, agen, pengembang properti, dan stakeholders dengan sumber data yang komprehensif, tepat, dan akurat,” papar Ming, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/2/2021).

Berdasarkan data Tim 99 Group, tren suplai dan permintaan properti selama tahun 2020 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dari segi suplai, data Tim 99 Group mencatat tren bulanan yang cukup stabil pada kuartal satu dan dua, dengan rata-rata listing aktif berada di angka 8 persen. Pertumbuhan suplai listing tertinggi terjadi di bulan Juli sebesar 8.75 persen. Penurunan suplai listing yang cukup drastis terjadi dari bulan Agustus yang menukik ke 5.67 persen, hingga yang terendah pada Desember pada angka 3.82 persen.

Sementara dari segi permintaan per bulan, periode kuartal awal antara Januari hingga April mencatat penurunan cukup signifikan dari 10 persen hingga hampir menyentuh angka 5 persen. Penurunan tersebut terjadi saat dimulainya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap awal.

Permintaan pasar kemudian meningkat menjadi 7.96 persen pada Mei hingga berhasil menembus 11.25 persen pada Juni. Peningkatan ini menjadi respons atas adaptasi yang dilakukan sektor properti dan pelonggaran PSBB. Angka permintaan sempat kembali mengalami penurunan ke 6.57 persen pada September. Walaupun demikian, hingga Desember, permintaan properti berhasil stabil di angka 8.46 persen, sehingga tahun 2020 dapat ditutup dengan rapor positif.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: