Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat! Akan Banyak Nyawa Berjatuhan di Negara-negara Miskin karena Hal Ini

Gawat! Akan Banyak Nyawa Berjatuhan di Negara-negara Miskin karena Hal Ini Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bersamaan dengan pandemi yang belum usai, penangan Covid-19 di fasilitas kesehatan masih terbilang tinggi. Kondisi ini berbahaya dalam urusan penangan penyakit lainnya terutama di negara-negara yang dikategorikan miskin. Akan banyak korban berjatuhan kakrena penyakit keras lainnya seperti tuberkulosis (TB) dan AIDS karena fasilitas kesehatan banyak yang berfokus pada penangan Covid-19.

Melansir Reuters, di beberapa negara miskin di dunia, kelebihan kematian akibat AIDS dan tuberkulosis (TB) bahkan bisa melebihi kematian akibat virus corona itu sendiri.

Baca Juga: Waspada... Waspada! Ini Gejala Gula Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Laporan tahunan IMF untuk tahun 2020, yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan bahwa jumlah orang yang dirawat karena TB yang resistan terhadap obat di negara-negara tempat ia beroperasi turun 19%. Penurunan sebesar 11% dilaporkan dalam program dan layanan pencegahan HIV.

"Pada dasarnya, sekitar satu juta orang lebih sedikit yang dirawat karena TB pada tahun 2020 dibandingkan pada tahun 2019 dan saya khawatir itu pasti akan berarti bahwa ratusan ribu orang akan meninggal," ujar Direktur Eksekutif The Global Fund, Peter Sands kepada Reuters.

Sementara jumlah kematian yang tepat belum diketahui, Sands mengatakan bahwa untuk beberapa negara miskin seperti bagian dari wilayah Sahel di Afrika, kematian berlebih akibat kemunduran dalam memerangi penyakit seperti TB atau AIDS mungkin terbukti lebih tinggi daripada COVID-19.

Global Fund yang berbasis di Jenewa adalah aliansi pemerintah, masyarakat sipil, dan mitra sektor swasta yang menginvestasikan lebih dari $4 miliar per tahun untuk memerangi tuberkulosis, malaria, dan AIDS. Amerika Serikat adalah donor utamanya.

Baca Juga: Oh… Ternyata Begini Cara Sinar Matahari Memberikan Vitamin D ke Tubuh

Sands mengatakan layanan terpengaruh oleh penguncian COVID-19 sementara klinik, staf, dan diagnostik yang biasanya digunakan untuk TB malah dikerahkan untuk COVID-19 di negara-negara seperti India dan di seluruh Afrika. Dia menambahkan bahwa dia memperkirakan gangguan lebih lanjut tahun ini karena varian Delta.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: