Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masa Pandemi, BI Sumut Sebut Sektor Pariwisata Paling Terdampak

Masa Pandemi, BI Sumut Sebut Sektor Pariwisata Paling Terdampak Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Menghadapi pandemi, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha di sektor pariwisata, sebab sektor ini yang paling terdampak. Sehingga strategi difokuskan pada upaya bertahan (survival) hingga pandemi berakhir. Baca Juga: BI Sempurnakan Ketentuan RIM/PLM bagi Perbankan

Kepala kantor Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan ada 2 strategi yang dapat dilakukan di sektor pariwisata tersebut. Yang pertama strategi sektor usaha penyediaan akomodasi di Sumut. 

"Strategi sektor usaha penyediaan akomodasi di Sumut ini dapat dilakukan yakni bersama-sama berkontribusi dalam pengendalian biaya operasional. Mengadaptasi tekhnologi yang meminimalkan kontak langsung dengan tamu. Menyesuaikan strategi pemasaran dan SOP operasional dengan Era New Normal," katanya, Kamis (8/10/2020).

Baca Juga: China Tak Lagi Takut Corona, Warganya Serbu Pariwisata Lokal

Selain itu, bertahan dengan CHSE (Clean, Healty, Safety, Environment). Juga adanya program sosialisasi CHSE secara berkala. Khusus Medan, Perwal No. 26 Tahun 2020 meninjau pelaksanaan CHSE di operasional members. Yang terakhir yakni mendistribusikan panduan pelaksanaan CHSE di Hotel & Restoran.

"Selain pada akomodasi, sektor pariwisata juga dapat melakukan hal seperti aktivitas sektor Tour dan Travel, untuk di Sumut sumber ini dapat dilakukan seperti pendapatan Tour dan Travel, yakni penjualan paket wisata Inbound tour, penjualan paket wisata Outbound tour, penjualan paket wisata Domestic tour, penjualan paket umroh dan Holyland tour, penjualan tiket (domestic dan international), jasa penjualan voucher hotel, penyewaan transportasi (rent car, mini bus, big bus), dan lain lain,"katanya.

Strategi yang kedua yakni sektor pariwisata di Sumut dapat melakukan strategi dari sektor Tour dan Travel. Seperti saving cost yaitu biaya operasional hanya dikeluarkan untuk biaya perawatan aset perusahaan (kendaraan).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: