Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ragam Dampak Covid-19 ke Bisnis di Asia Tenggara

Ragam Dampak Covid-19 ke Bisnis di Asia Tenggara Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan perangkat lunak, SAP SE, mengumumkan hasil survei kepada 4.500 pebisnis di Asia Tenggara; mengungkap sejauh mana dampak Covid-19 pada bisnis di seluruh kawasan dan kekhawatiran tentang prospek jangka panjang.

Survei mengungkapkan bahwa 40% dari bisnis yang disurvei masih mengadopsi pendekatan "wait and see" dalam menanggapi pandemi.

Baca Juga: Pengguna Gmail Bisnis Dapat Fitur Baru! Mudahkan Kerja Jarak Jauh

"Bagi negara dan perusahaan yang cepat puas dengan tindakan wait and see, mereka akan tertinggal dan bahkan menjadi tidak relevan," kata Rachel Barger, President & Managing Director, SAP South East Asia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/7/2020).

Mayoritas pebisnis regional (63%) yang disurvei telah melihat perubahan dalam perilaku dan motivasi pembelian pelanggan sejak awal tahun 2020 meskipun 21% bisnis tidak yakin atau tidak memiliki cukup wawasan tentang perubahan kebutuhan para pelanggannya.

Di tengah-tengah perubahan ini, organisasi-organisasi masih bergerak secara konservatif terkait transformasi digital mereka, yakni dengan pandangan bahwa gangguan dari Covid-19 akan berlalu pada waktunya.

Walaupun bisnis telah mengubah operasional mereka menuju ke arah e-commerce dan penjualan secara online, bisnis yang berskala lebih kecil masih khawatir dengan biaya implementasi platform digital dan operasional untuk memenuhi permintaan yang mendadak. Baru sekitar 20% bisnis yang memperkirakan kebutuhan untuk menyesuaikan strategi customer experience mereka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di seluruh platform.

Rantai pasok dan operasi juga merupakan aspek lain yang diperhatikan oleh bisnis dengan 22% bisnis berharap adanya perubahan signifikan di masa depan. Bersamaan dengan perubahan pola konsumsi pelanggan, rantai pasok juga telah berubah ke pola stop-go agar sejalan dengan protokol kesehatan.

Ketika bisnis sudah memahami realitas ekonomi yang baru di era new normal, kekhawatiran dan ketidakpastian akan prospek pertumbuhan dan kemampuan untuk bertahan dalam jangka panjang telah menjadi perhatian utama mereka.

Lebih dari 80% pemimpin bisnis regional yang disurvei berharap ada dampak signifikan/masif untuk mengubah model atau operasional bisnis mereka dengan hanya 1% mengharapkan proses seperti biasa dalam jangka panjang.

Pebisnis regional menyesuaikan prioritas organisasi dengan berfokus pada transformasi bisnis (21%), meningkatkan keterlibatan pelanggan (15%), membuat proses bisnis menjadi lebih efisien (14%), memastikan kelangsungan bisnis (12%), dan ketahanan dan redefinisi rantai pasok (9%).

Menurut Boston Consulting Group, perusahaan berkinerja tinggi yang sukses mengatasi krisis dan resesi ekonomi, menunjukkan pola yang sama yang menjadikan mereka sebagai pemenang pada saat dan setelah resesi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: