Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kritiknya Lebih Garang dari Duo F, Pak Jokowi Kapan Kasih Bintang ke Rizieq Shihab?

Kritiknya Lebih Garang dari Duo F, Pak Jokowi Kapan Kasih Bintang ke Rizieq Shihab? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab menyarankan Presiden Jokowi untuk memberikan tanda penghargaan bagi Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) karena sering mengkritik kebijakan pemerintah.

Hal itu dikatakan Fadhli menanggapi pernyataan ulama yang akrab disapa Habib Rizieq itu yang mengatakan tidak ada niatan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah melalui gerakan revolusi akhlak saat dialog nasional sekaligus reuni 212.

"Wah, kalau betul gerakan revolusi akhlak itu murni gerakan moral, saya saran kepada presiden untuk memberikan penghargaan kepada beliau (HRS). Ya semacam bintang mahaputera," kata Fadhli, Kamis (3/12/2020).

Baca Juga: FPI Terheran-herang dengan Pemanggilan Rizieq Shihab: Terlalu Cepat

Menurutnya, Habib Rizieq layak mendapatkan penghargaan seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah karena kerap mengkritisi pemerintah, bahkan lebih garang dari "duo F". Habib Rizieq bukan hanya "cuap-cuap" tetapi langsung terjun memimpin demonstrasi.

"Sayangnya pernyataan itu baru keluar sekarang. Lah yang kemarin bilang pemerintahan ilegal, turunkan Jokowi, tentunya masyarakat akan menilai miring dan sinis, iya kan?" ujarnya.

Analis sosial politik asal UIN Jakarta itu pun berpendapat masyarakat akan menilai Habib Rizieq seperti menjilat ludahnya sendiri. Menurut Fadhli, dulu Habib RIzieq getol meneriakkan turunkan Jokowi.

"Kita tidak tahu juga HRS dapat bisikan dari mana sehingga menyatakan tidak ada niatan menjatuhkan pemerintah. Tetapi setelah TNI turun tangan HRS mulai agak sedikit bijak," ucapnya.

Fadhli menyarankan agar Habib Rizieq mengubah jargon revolusi jika betul-betul hanya sekedar mengkritisi kebijakan pemerintah yang melenceng dan tidak sesuai dengan keinginan rakyat.

"Karena konotasi revolusi itu ya menjatuhkan pemerintahan. Kan bisa pakai diksi lain, seperti reformasi, pembaharuan atau biar lebih islami ya pakai penyempurnaan akhlak," tandasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: