Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ahok Ngomongin Nabi Muhammad, Warganet Wanti-wanti: Hati-hati Kepleset Lagi!

Ahok Ngomongin Nabi Muhammad, Warganet Wanti-wanti: Hati-hati Kepleset Lagi! Kredit Foto: Instagram/Basuki Tjahaja Purnama
Warta Ekonomi -

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak kapok mengutip ajaran Islam dalam pidatonya. Saat bicara dalam Milad ke-9 Pesantren Motivasi Indonesia (PMI) secara virtual, Minggu (28/2), mantan Gubernur DKI Jakarta ini, berbicara mengenai kehidupan Nabi Muhammad SAW. Warganet mengingatkan Ahok untuk lebih hati-hati. Jangan sampai kepleset lagi seperti saat bicara Surat Al-Maidah ayat 51, yang membuatnya dipenjara 2 tahun.

Di Milad PMI itu, awalnya Ahok memberikan pandangan mengenai kemandirian ekonomi di pesantren. Menurut Komisaris Utama Pertamina ini, pesantren harus bisa seperti Nabi Muhammad, yang tak hanya berdakwah, namun juga berdagang. "Saya berpikir, Nabi Muhammad dulu bukan cuma dakwah ya, tapi juga dagang," ucapnya.

Ahok rupanya sadar ucapannya ini bisa digoreng-goreng. Atas hal itu, dia buru-buru meminta agar pesannya tidak disalahartikan. "Ini mohon jangan jadi masalah ya. Jadi, ini jangan dipersoalkan nanti. Ini nanti salah menafsirkan dan ribut lagi. Ini saya mohon-mohon maaf ini. Saya bikin disclaimer dulu ini," ucapnya.

Baca Juga: The Power of Ahok, Enggak Ngapa-ngapain tapi Masuk Bursa Capres

Ahok menjelaskan, penggambaran ini bertujuan mengingatkan para pesantren agar bisa mencapai kemandirian ekonomi. Persis seperti pepatah China yang menyebut setiap hal harus mempunyai 'sumurnya' sendiri, termasuk pesantren. Dengan begitu, pesantren tak hanya bergantung pada sumber dana yang diberikan pihak lain, tapi mampu membangun kemandirian ekonomi. 

"Itu yang harus dipikirkan. Bagaimana dia bisa mendapatkan suatu penghasilan sendiri, yang sumurnya bisa menghidupi masyarakat di sekitarnya," pesannya.

Sebelumnya, Ahok pernah terjerat kasus penodaan agama usai menyitir Surat Al-Maidah 51 terkait memilih seorang pemimpin dalam Islam. Ucapannya dianggap menista agama. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: