Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Gak Mau Paksa China Ikuti Negosiasi Senjata Nuklir, Kenapa?

Rusia Gak Mau Paksa China Ikuti Negosiasi Senjata Nuklir, Kenapa? Kredit Foto: Undark
Warta Ekonomi, Washington -

Pemerintah Rusia mengatakan tidak akan memaksa China bergabung dalam pembicaraan perjanjian pembatasan senjata nuklir yang melibatkannya dan Amerika Serikat (AS). Moskow justru lebih memproritaskan keterlibatan Prancis dan Inggris. 

"Rusia tidak akan mendesak China untuk bergabung dengan pembicaraan bilateral kami (Rusia-AS tentang pengurangan senjata nuklir)," kata Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov pada Rabu (8/7/2020), dikutip laman kantor berita Rusia TASS. 

Baca Juga: Markas Nuklir Diledakkan, Iran Siapkan Serangan Balasan ke Israel

Menurut Antonov, Rusia lebih memilih menarik Prancis dan Inggris dalam perjanjian semacam itu.

"Rusia, seperti yang Anda tahu, memberikan prioritas untuk melibatkan Inggris dan Prancis ke dalam dialog. Mengapa? Karena mereka adalah negara-negara anggota senjata nuklir dan anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara). Dan tentu saja kami prihatin dengan apa yang dilakukan NATO sangat dekat ke wilayah Rusia," ucapnya. 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri China Fu Cong mengungkapkan negaranya siap bergabung dalam pembicaraan pembatasan nuklir dengan AS dan Rusia. Namun, hal itu hanya dapat terjadi jika AS menyetujui kesepadanan di antara ketiga negara. 

“Saya dapat meyakinkan Anda, jika AS mengatakan bahwa mereka siap turun ke level China, China akan dengan senang hati berpartisipasi (dalam pembicaraan pembatasan senjata nuklir) di hari berikutnya,” kata Fu pada Rabu (8/7/2020), dikutip laman The Globe and Mail

Namun menurut dia, hal itu tentu tidak akan terjadi. Fu menjelaskan, partisipasi China dalam pembicaraan pembatasan senjata nuklir dengan AS dan Rusia tidak realistis. Hal itu karena negaranya memiliki persenjataan nuklir yang jauh lebih kecil dibanding Moskow dan Washington.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: