Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Dipuji-puji IMF hingga Bank Dunia, Anak Buah Jokowi Berbunga-bunga

Indonesia Dipuji-puji IMF hingga Bank Dunia, Anak Buah Jokowi Berbunga-bunga Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia kembali mendapat pujian atas keberhasilan mengendalikan Covid-19. Kali ini, pujian datang dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Mendapat pujian ini, Komandan PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan langsung berbunga-bunga. Ia pun menceritakan pujian dari IMF dan Bank Dunia itu di akun Instagram pribadinya. 

Pujian dari Bos IMF itu diterima Luhut saat melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Luhut melakukan lawatan ke negeri Paman Sam itu pada 17-19 Oktober 2021. Salah satu agendanya, menjajaki peluang kerja sama dengan produsen obat Covid-19, seperti Merck yang memproduksi obat Molnupiravir.

Baca Juga: Bikin Kaget! Negara Lain Ternyata Banyak yang Terkejut dengan Indonesia

Tak hanya mencari investor produsen obat Corona, Luhut juga bertemu dengan sejumlah pihak seperti Bos IMF Kristalina Georgieva, Presiden Bank Dunia David Malpass, dan Penasehat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan. 

Kata Luhut, hasil pertemuan dengan Georgieva, IMF akan memberikan dukungan terhadap langkah Indonesia dalam pemulihan ekonomi melalui penguatan UMKM. Selain itu, IMF juga memberikan apresiasi khusus ke Indonesia atas langkah-langkah penanganan Corona. 

"Apresiasi khusus disampaikan Georgieva yang takjub selain pandemi yang terkendali, langkah-langkah pemulihan ekonomi Indonesia bisa terlaksana melalui penguatan UMKM," tulis Luhut, di akun Instagram @luhut.pandjaitan, kemarin. 

Saat bertemu dengan Jake Sullivan, selain membahas peningkatan keamanan nasional, Luhut juga menyampaikan permintaan agar perusahaan AS berinvestasi dalam produksi obat Covid-19. Luhut menyatakan, Indonesia tidak ingin hanya sekadar menjadi pembeli. 

Mendengar permintaan itu, Sullivan tampak optimis dan sepakat dengan yang sampaikan Luhut. "Jika ini berhasil, saya yakin penanganan pandemi di Indonesia bisa jauh lebih baik, dengan catatan Indonesia harus taat protokol kesehatan dan melakukan percepatan vaksinasi," tulis Luhut.

Sementara, pujian dari Bank Dunia sudah datang lebih dulu. Dalam sebuah artikel yang berjudul "Indonesia has passed 100 million Covid-19 vaccine doses. What can we learn?", Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen, menjelaskan Indonesia telah berhasil menangani pandemi dengan dua cara yang sangat efektif. Dua cara itu adalah vaksinasi dan mitigasi penularan Corona. Dengan dua cara itu, Indonesia berhasil menangani pandemi, memulihkan ekonomi, dan mitigasi dampak sosial.

Indonesia memang bisa mengendalikan Corona yang mengamuk pada Juli lalu. Saat itu, kasus Corona mencapai puncaknya dengan 56 ribu kasus per hari. Kini, penambahan kasus baru sudah di bawah 1.000 per hari. Positivity rate pun sudah di bawah 1 persen. 

Kemarin, tambahan kasus harian “hanya” 633 kasus. Sementara, kasus kematian berjumlah 43 orang. 

Jubir Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, Indonesia relatif cepat bisa keluar dari puncak kedua pandemi Corona. Dalam kurun waktu satu bulan, kasus Corona di Tanah Air menurun hingga 45 persen dari puncak kedua. Sementara itu, jika dilihat sampai pekan ini, penurunan kasus mencapai 98 persen. 

Meski begitu, Wiku menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh lengah. Karena sejumlah negara di dunia saat ini tengah menghadapi puncak ketiga Covid-19. 

Wiku menjelaskan, lonjakan kasus di Indonesia disebabkan banyak faktor. Berkaca dari pengalaman, Indonesia mengalami puncak gelombang pertama pada Desember 2020 akibat mobilitas selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Ketika negara lain mengalami puncak kedua pada April 2021, Indonesia justru menunjukkan penurunan. Selanjutnya, Indonesia mengalami puncak kedua pada Juli 2021. Saat itu, beberapa negara lainnya justru mengalami penurunan kasus.

Saat ini, Indonesia mengalami penurunan dari puncak kasus kedua. Sementara sejumlah negara tetangga seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia mengalami puncak kasus ketiga. "Hal itu tentu harus menjadi pembelajaran sehingga puncak ketiga dapat dicegah," kata Wiku, kemarin. 

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengakui banyak negara yang ingin belajar kepada Indonesia atas keberhasilan menangani Corona. Kata dia, rahasia keberhasilan pengendalian pandemi adalah mengintegrasikan efek 5M untuk menekan penularan. "Selain itu, efek 3T untuk memutus rantai penularan dan efek vaksinasi supaya tidak ada lagi yang terinfeksi berat," kata Pandu, kemarin. [BCG]

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: