Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Komoditas Kerek Harga Batubara Naik 15,7%

Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga Batubara Acuan (HBA) pada awal  2021 terus menguat. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan HBA selama perdagangan bulan Februari senilai US$ 87,79 per ton.

Jumlah itu naik 15,7% dibandingkan HBA Januari 2020 yang sebesar US$ 75,84 per ton. Kementrian ESDM menyatakan kenaikan harga terjadi seiring sentimen yang dibentuk oleh supercycle komoditas (commodity supercylce).

Baca Juga: Ekonomi Tiongkok Pulih, Harga Batubara Acuan Kembali Menanjak

"Adanya sentimen commodity supercycle, antara lain kenaikan harga gas ikut memperkuat harga batubara," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis (4/2/2021).

Sinyal supercycle ini, sambung Agung, diyakini akan terjadi di  20201 pada berbagai komoditas terutama komoditas pertambangan. Salah satu pemicunya berasal dari suku bunga acuan yang rendah, dolar AS yang lemah hingga pertumbuhan ekonomi serta pembangunan infrastruktur di berbagai negara.

Selain faktor supercycle penyebab utama dari pendorong kenaikan HBA adalah melonjaknya permintaan impor dari Tiongkok. "Suplai batubara domestik (Tiongkok) tidak dapat memenuhi kebutuhan batubara pembangkit listrik," jelas Agung.

Harga Batubara kembali pulih (rebound) dalam empat bulan terkahir setelah sepanjang tahun 2020 mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19, yaitu Oktober 2020 (US$51/ton), November 2020 (US$55,71/ton), Desember 2020 (US$59,65/ton), dan Januari (US$75,84/ton).

"Selama empat bulan terakhir harga batubara terus menuju ke level psikologis," Ujarnya.

Sebagai informasi, perubahan HBA diakibatkan juga oleh faktor turunan supply dan faktor turunan demand. Untuk faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA bulan Februari ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: