Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Sarang Burung Walet RI ke Tiongkok Capai Rp5,19 Triliun

Ekspor Sarang Burung Walet RI ke Tiongkok Capai Rp5,19 Triliun Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peluang nilai ekspor sarang burung walet Indonesia ke China berpotensi bertambah. Duta Besar Indonesia Beijing, Djauhari Oratmangun, mengatakan bahwa Indonesia merupakan sumber sarang burung walet terbesar di dunia, sementara Tiongkok merupakan konsumen terbesar sarang burung walet secara global.

"Pemerintah Indonesia yakin produk sarang burung walet Indonesia akan terus merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia di Tiongkok," kata Djauhari dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan pada Kamis (4/3/2021).

Baca Juga: RI Lirik Pasar Ekspor Baru, Ada Afrika Hingga Asia Tengah

Djauhari mengungkapkan, nilai ekspor sarang burung walet ke Tiongkok sepanjang 2020 mencapai US$413,6 juta atau setara Rp5,91 triliun. Angka ini naik 88,05% dari periode tahun sebelumnya yang sebesar US$219 juta atau Rp3,1 triliun.

"Nilai ekspor sarang burung walet Indonesia berada di posisi pertama. Kita kuasai pasar mereka 75,6%," ujarnya.

Djauhari merinci, saat ini ada 23 perusahaan Indonesia yang sudah terdaftar di China sebagai pemasok sarang burung walet. Di luar jumlah tersebut, saat ini Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk RRT juga tengah membantu 13 perusahaan lainnya untuk bisa terdaftar di RRT sebagai pemasok sarang burung walet.

"Apabila jumlah perusahaan Indonesia bertambah dari yang saat ini berjumlah 23 perusahaan menjadi lebih banyak, tentunya akan meningkatkan nilai ekspor sarang burung walet," tambahnya.

Djauhari mengatakan, sedianya 13 perusahaan ini telah melengkapi dokumen yang diminta oleh pihak RRT. Semua dokumen tersebut telah diaudit oleh pihak berwenang di RRT sejak Desember 2019.

Sayangnya karena pandemi Covid-19, hasil audit baru keluar satu tahun kemudian, yaitu Desember 2020. Dari hasil audit, Djauhari mengatakan ada beberapa dokumen yang harus diperbaiki. Pihaknya pun optimistis bisa menyelesaikannya dalam beberapa waktu ke depan.

Selain itu, dari 23 perusahaan yang telah terdaftar, sebanyak 12 perusahaan lainnya sedang mengurus perizinan untuk penambahan kapasitas impor. Di luar jumlah tersebut, masih ada 5 perusahaan lagi yang sedang antre agar bisa terdaftar di RRT sebagai pengimpor SBW.

Ia pun optimistis, makin bertambahnya jumlah eksportir maka akan turut mendongkrak nilai ekspor SBW Indonesia ke Tiongkok. Apalagi di masa pandemi, permintaan sarang burung walet naik signifikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: