Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jual Saham, Perusahaan yang Digawangi oleh Mantan Dirut WIKA Incar Dana Triliunan Rupiah

Jual Saham, Perusahaan yang Digawangi oleh Mantan Dirut WIKA Incar Dana Triliunan Rupiah Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) yang digawangi oleh mantan Direktur Utama Wjaya Karya Tbk (WIKA), Tumiyana yang saat ini memegang jabatan Komisaris Utama di WMU ini menyatakan jika perusahaannya tengah berencana untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO).

"Kami akan melepas sebanyak-banyaknya 5.923.076.900 saham baru ke publik setara dengan sebanyak-banyaknya 35% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. Widodo Makmur Unggas menawarkan harga IPO berkisar antara Rp142 sampai Rp200 oer saham," ucap Tumiyana, di Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Alhasil, perseroan diperkirakan bakal meraup dana hingga sebesar Rp841,07 miliar hingga Rp1,18 triliun dari penggalangan dana di pasar modal tersebut. 

Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi, mengatakan Perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3% untuk ekspansi dengan menambah serta memperluas sarana produksi, antara lain untuk pembangunan fasilitas Breeding PS Farm di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Pembangunan fasilitas Layer Commercial Farm di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Pembangunan fasilitas Hatchery di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa. Pembangunan fasilitas Broiler Commerical Farm di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa. Pembangunan fasilitas Slaughterhouse di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Pembangunan fasilitas Feedmill di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur,” kata Ali.

Baca Juga: 5 Fakta IHSG Akhir 2020, dari Gagal ke 6.000 hingga IPO Tertinggi di ....

Sisa dana IPO lanjut Ali, sebesar 25,7% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan terutama untuk pembelian bahan baku pada Feedmill dan pembelian Ayam Broiler Komersial untuk Slaughterhouse.  Peningkatan kapasitas produksi akan berdampak terhadap penetrasi pasar yang lebih baik lagi ke depannya.

“Kami optimis dapat meraih kesuksesan IPO di tengah pandemi Covid-19,” kata Ali dalam Due Dilligence Meeting dan Public Expose Penawaran Umum Perdana Saham PT Widodo Makmur Unggas di Jakarta, Senin, 6 Januari 2021.

Sesuai rencana, pernyataan pra-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan terbit pada 30 Desember 2020. Penawaran umum perdana pada 7 Januari – 13 Januari 2021. Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 29 Januari 2021. Perseroan menunjuk CIMB Niaga Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Samuel Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriters (JLU).

Saat ini, komposisi kepemilikan saham WMU dimiliki oleh PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) 90,00%, Ibu Warsini 5,00%, dan Bapak Wahyu Andi Susilo 5,00%.

Bersamaan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Perdana, WMU juga akan melakukan penjatahan saham melalui program alokasi saham pegawai atau Employee Stock Allocation (ESA). Dalam program ini, Perseroan menjatahkan sebanyak-banyaknya 7,5% dari jumlah saham IPO. Selain itu, Perseroan juga memberikan opsi kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) sebanyak-banyaknya 1% dari portepel IPO.

Baca Juga: Ignasius Jonan Mundur, Investor Saham Sido Muncul Kabur

Di tengah pandemi Covid-19, WMU tetap optimis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Pada tahun ini, Perseroan memproyeksikan penjualan meroket naik 436% dan laba bersih 259% dari tahun lalu. WMU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi di sepanjang semester pertama tahun lalu produksi karkas tumbuh 22% menjadi 16.000 ton.

"Konsumen kita tersebar di seluruh Indonesia dan kebutuhan protein daging ayam nasional terus meningkat. Jadi kita yakin penjualan tahun ini tumbuh tajam," imbuh Ali Mas'adi.

Perseroan yang bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi vertikal ini terus menorehkan kinerja cemerlang. Hingga semester pertama 2020, Perseroan mengantongi penjualan bersih sebesar Rp508,39 miliar atau melonjak drastis 135,33% dari periode sama tahun 2019 sebesar Rp216,03 miliar. Gross marjin tercatat meningkat 107,93% menjadi Rp70,51 miliar, dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp33,91 miliar. EBITDA marjin tercatat tumbuh tinggi 81,4% menjadi Rp57,23 miliar, dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp31,55 miliar. Net marjin tercatat naik 95,4% menjadi Rp31,71 miliar dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp16,23 miliar.

Total aset hingga semester pertama 2020 mencapai Rp1,16 triliun dari posisi akhir tahun 2019 sebesar Rp864,18 miliar. Total liabilitas pun tercatat turun di sepanjang enam bulan pertama 2020 menjadi Rp539,17 miliar dari Rp563,68 miliar pada akhir Desember 2019. Total ekuitas melonjak tajam di semester pertama 2020 menjadi Rp628,9 miliar dibandingkan akhir Desember 2019 sebesar Rp300,5 miliar.

Rasio lancar (current ratio) pada semester pertama ini menjadi 1,27 kali dari akhir Desember 2019 sebesar 1,55 kali, dan rasio utang terhadap aset (debt to assets) turun di semester pertama menjadi 46,16% dari akhir Desember 2019 sebesar 65,23%. Begitupula, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity) turun tajam menjadi 85,73% dari posisi akhir Desember 2019 sebesar 187,58%. Untuk posisi Return on Assets (ROA) di semester pertama tercatat 2,72% dan Return on Equity (ROE) sebesar 5,04%.

Baca Juga: Alamaak! Dana Asing Lenyap Nyaris Rp1 Triliun, Pasar Saham Luluh Lantak!

WMU memiliki unit-unit bisnis meliputi breeding farmhatcherycommercial broiler farmcommercial layer farmslaughterhouse, dan feedmill di beberapa lokasi fasilitas yang tersebar di Pulau Jawa. Perseroan dikelola secara profesional oleh tim manajemen yang paham akan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). WMU menciptakan operasi terstandarisasi berdasarkan kekuatan riset dalam menentukan genetika ternak terbaik, teknologi pakan dan pertanian, menerapkan bio-security dengan ketat dan Good Farming Practices (GFP) serta Good Breeding Practices (GBP) di peternakan.

Model bisnis ini menghubungkan berbagai proses bisnis dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani Indonesia dengan produk daging ayam yang diproduksi oleh Widodo Makmur Unggas.

“Kami yakin dan percaya dengan prospek yang positif yang akan ditawarkan oleh Widodo Makmur Unggas di masa yang akan datang, kini publik dapat menjadi bagian dari peluang investasi ini. Pertumbuhan Widodo Makmur Unggas akan didukung oleh tingginya pertumbuhan pelanggan dan permintaan secara berkelanjutan terkait kualitas dan inovasi pelayanan,” ditegaskan Ali Mas’adi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: