Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Google Hapus Lebih dari 240 Aplikasi Berbahaya, Paling Banyak Di-Install di Indonesia!!

Google Hapus Lebih dari 240 Aplikasi Berbahaya, Paling Banyak Di-Install di Indonesia!! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Play Store menghapus lebih dari 240 aplikasi Android karena tak mengkuti kebijakan iklan toko aplikasi itu. Asal tahu saja, ratusan aplikasi itu mengandung iklan yang mengganggu pengguna.

MelansirĀ ZDNet, Jumat (9/10/2020), penemuan aplikasi dengan iklan di luar konteks itu berasal dari laporan firma White Ops, peneliti keamanan siber.

"Kami telah menemukan klaster baru dengan lebih dari 240 aplikasi Android yang menampilkan deretan iklan mengganggu, tetapi pengembang membuatnya terlihat seperti muncul dari aplikasi resmi," jelas laporan White Ops di blog resminya.

Baca Juga: Analis: Nokia Rentan Jadi Target Akuisisi, Ini 2 Kandidat Pembeli Terkuat

Baca Juga: Pasca Dituduh Inggris, Huawei Terancam Kehilangan Partner Bisnis di Negara ....

Iklan-iklan itu tampil dalam bentukĀ popup dan layar penuh; kemunculannya melanggar kebijakan toko aplikasi. Asal tahu saja, Google telah melarang iklan seperti itu sejak Februari 2020.

Lebih lanjut, White Ops menamai grup pelanggar kebijakan itu sebagaiĀ RainbowMix. "Kami telah mendeteksi tanda aktivitas awal (RainbowMix) pada awal April," imbuh White Ops.

Mayoritas aplikasi ada di kategori gim--meniru aplikasi resminya. Aplikasi-aplikasi palsu itu juga mengandung komponen berbahaya bernama 'com.timuz.a' yang bisa menampilkan iklan di luar konteks.

Menurut White Ops, lebih dari 240 aplikasi itu menghimpun lebih dari 14 juta unduhan per 2020 saja. Pada Agustus, seluruh operasional iklan menghasilkan lebih dari 15 juta tayangan iklan per hari.

Parahnya, White Ops menyebut, mayoritas aplikasi itu telah terpasang oleh jutaan pengguna di benua Amerika dan Asia. Berikut ini daftar negaranya:

1. Indonesia (19,7%);

2. Vietnam (11%);

3. Amerika Serikat (7,7%);

4. Meksiko (6,2%);

5. Filipina (5,9%).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: