Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemilik KFC Malang Bukan Kepalang: Keuntungan Melayang, Menanggung Rugi Besar-Besaran!

Pemilik KFC Malang Bukan Kepalang: Keuntungan Melayang, Menanggung Rugi Besar-Besaran! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengelola waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC), yakni PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) kehilangan untung ratusan miliar rupiah dalam sembilan bulan pertama tahun ini. September 2019, FAST membukukan laba bersih sebesar Rp157,52 miliar, sedangkan pada September 2020 angkanya berbalik menjadi rugi sebesar Rp153,82 miliar.

Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, pendapatan FAST mengalami kontraksi sedalam 25,52% dari Rp3,37 triliun pada Q3 2019 menjadi Rp2,51 triliun pada Q3 2020. Pandemi Covid-19 berdampak terhadap tiga sumber pendapatan FAST yang pada kuartal ini kompak mengalami penurunan signifikan. Baca Juga: Ignasius Jonan Bergabung, Performa Bisnis dan Keuangan Sido Muncul Ternyata....

Sampai dengan September 2020, produk makanan dan minuman menyumbang sebesar Rp2,49 triliun terhadap pendapatan FAST. Sumbangsih tersebut jauh lebih rendah daripada September 2019 lalu yang mencapai Rp3,32 triliun. Kontribusi dari penjualan konsinyasi CD juga menurun, yakni dari Rp45,44 miliar pada tahun lalu menjadi Rp27,19 miliar pada tahun ini. Begitu pun dengan pendapatan jasa layanan antar yang terpangkas dari Rp4,15 miliar menjadi Rp1,99 miliar. Baca Juga: Dahsyatnya Pandemi: Pemilik Pizza Hut, KFC, dan Starbucks Terpaksa Gigit Jari

Kinerja keuangan FAST menjadi negatif juga disebabkan oleh beban yang membengkak pada periode tersebut. FAST melaporkan, beban umum dan administrasi mengalami kenaikan dari Rp288,26 miliar per Q3 2019 menjadi Rp289,12 miliar per Q3 2020. Beban operasi lainnya juga demikian, naik dari Rp3,61 miliar menjadi Rp8,18 miliar. Lonjakan beban keuangan bahkan lebih signifikan, yakni dari angka Rp9,13 miliar menjadi Rp20,54 miliar. Untungnya, beban penjualan dan distribusi dapat ditekan dari yang semula Rp1,66 triliun menjadi hanya Rp1,39 triliun.

Pada saat yang bersamaan, FAST mengantongi penghasilan operasi lainnya yang lebih rendah, yakni dari Rp22 miliar menjadi Rp20,73 miliar. Penghasilan keuangan juga mengalami penurunan dari angka Rp19,58 miliar menjadi Rp14,26 miliar. Kemudian, bagian atas laba entitas asosiasi tercatat menurun dari Rp6,94 miliar menjadi Rp5,12 miliar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: