Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Saham Perusahaan Farmasi, Kini Investor Kena Prank Saham Konstruksi

Setelah Saham Perusahaan Farmasi, Kini Investor Kena Prank Saham Konstruksi Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga saham perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi pada perdagangan hari ini mengecoh para investor. Di awal perdagangan hingga sesi I berakhir harga saham-saham perusahaan konstruksi seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih berada di zona hijau.

Sayangnya, saat perdagangan pada sesi II saham WIKA, ADHI, dan PTPP malah berbalik arah hingga berkubang di zona merah. Hanya saham WSKT yang masih bisa bertahan di zona hijau.

Baca Juga: Harga Saham Antam Benar-benar Babak Belur, Minusnya Bikin Pala Investor Puyeng!

Saham Wijaya Karya terpuruk hingga berakhir di posisi Rp2,250 per saham anjlok 110 poin atau 4,66%. Padahal harga saham WIKA sempat menyentuh Rp2,360 per saham, lalu dibawa turun hingga sempat ke Rp2,220 per saham.

Kemudian, hal yang sama yterjadi pada saham Adhi Karya turun 10 poin atau 0,53% ke Rp1,860 per saham. Sepanjang hari ini harga ssaham ADHI bergerak dikisaran Rp1,855 per saham hingga Rp2,040 per saham.

Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng! Pasukan Saham Perusahaan Bakrie Ngamuk, Siapa Juaranya?

Lalu, diikuti juga oleh saham PTPP yang terpukul 100 poin atau 4,48% ke Rp2,130 per saham. Pada hari ini saham PTPP paling murah senilai Rp2,130 per saham dan tertinggi Rp2,360 per saham.

Namun, saham Waskita masih terselamatkan karena masih bisa bertahan di harga Rp1,920 per saham naik 30 poin atau 1,59%. Tercatat saham WSKT sempat berada di harga tertinggi Rp2,040 per saham dan terendah Rp1,855 per saham.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: