Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Nutraseutikal Minyak Sawit Indonesia

Potensi Nutraseutikal Minyak Sawit Indonesia Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembuktian minyak sawit sebagai minyak nabati sehat dapat dilihat dari sejumlah riset yang telah dilakukan oleh peneliti nasional dan bahkan internasional. Kandungan nutrisi (phytonutrient) minyak sawit seperti betakaroten, tokoferol, tokotrienol, squalene, kandungan asam lemak yang relatif seimbang, serta kandungan asam lemak esensial yang dimilikinya membuktikan bahwa minyak sawit layak mendapatkan predikat demikian.

"Bahkan dengan keunggulannya tersebut, konsumsi minyak sawit yang kaya antioksidan dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif seperti kanker, cardiovaksuler/aterosklerosis, dan diabetes," seperti dilansir dari laman Palm Oil Indonesia.

Baca Juga: Sejak 5 Tahun Terakhir, Sawit Sumbang Surplus Neraca Dagang Januari Tertinggi

Jika dikaitkan dengan Covid-19, hasil penelitian dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menemukan bahwa kandungan nutrisi dan asam lemak pada minyak sawit juga mampu berperan sebagai immunodulator yang meningkatkan sistem imunitas tubuh dan mencegah infeksi virus. Berbagai keunggulan minyak sawit tersebut menjadikan minyak sawit berpotensi sebagai produk nutraseutikal.

Melansir laman Palm Oil Indonesia, nutraseutikal dapat didefinisikan sebagai zat (yang berasal atau bagian dari makanan) yang memiliki manfaat fisiologis atau memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis, menunda proses penuaan, dan meningkatkan harapan hidup. Peranan tersebut disebabkan sebagian besar senyawa nutraseutikal memiliki aktivitas sebagai antioksidan.

Data United States Department of Agriculture (USDA) mencatat, sekitar 40 persen minyak nabati yang dikonsumsi dunia merupakan minyak sawit dengan lebih dari 50 persen konsumsi minyak sawit digunakan untuk produk makanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa peranan minyak sawit sebagai sumber bahan pangan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan juga sekaligus memberikan manfaat fisiologis bagi tubuh. "Dengan kata lain, peranan minyak sawit sebagai produk nutraseutikal makin terbukti," seperti dikutip dari laman Palm Oil Indonesia.

Melihat kondisi tersebut, pengembangan industri nutraseutikal berbasis minyak sawit memiliki potensi pasar yang mumpuni. Pada laman Palm Oil Indonesia disebutkan, potensi nilai ekonomi dari pengembangan industri ekstraksi senyawa phytonutrients minyak sawit mencapai US$4,7 miliar–US$7,8 miliar untuk betakaroten dan US$2,7 miliar–US$4,5 miliar untuk tokoferol. Besarnya pasar produk nutraseutikal tersebut didorong oleh tingginya consumer awareness terhadap kesehatan yang lebih memilih mengonsumsi produk alami. Oleh karena itu, dibutuhkan roadmap pengembangan industri yang menghasilkan produk nutraseutikal berbasis minyak sawit.

Sebelumya, BPDPKS yang bekerja sama dengan para peneliti telah menghasilkan Roadmap Riset Kelapa Sawit Indonesia 2016–2030 yang didalamnya terdapat riset pengembangan produk nutrasetikal berbasis minyak sawit. Selain itu, Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia yang memiliki potensi sebagai produsen produk nutraseutikal juga harus memiliki positioning paper atau konsensus ilmiah.

"Diharapkan, hasil konsensus ilmiah tersebut dapat menjadi program edukasi publik sekaligus meng-counter black campaign yang menggunakan isu kesehatan untuk menyerang sawit, dan juga mampu mengurangi gerakan labelisasi Palm Oil Free pada produk yang banyak ditemukan baik di pasar domestik maupun pasar internasional," seperti dikutip dalam laman Palm Oil Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: