Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Green Diesel Sawit Jadi Kado Terindah HUT Pertamina

Green Diesel Sawit Jadi Kado Terindah HUT Pertamina Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengembangan energi berbasis minyak nabati khususnya kelapa sawit menjadi salah satu bentuk komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Setelah sukses uji coba produksi D100 di Kilang Dumai Riau, PT Pertamina menargetkan uji coba produksi D100 pada akhir November 2020 di Kilang Cilacap. Perlu diketahui, D100 merupakan satu dari tiga produk ramah lingkungan yang dikembangkan Pertamina RU IV yang berbahan dasar minyak sawit (Refined Bleached Deodorized Palm Oil/RBDPO).

Unit Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan menyatakan, Pertamina dalam tahap penyiapan sarana dan fasilitas uji coba yang dijadwalkan akan selesai pada pekan ketiga November.

Baca Juga: Korindo Klaim Bukti Tak Bakar Lahan untuk Perluasan Lahan Sawit

"Tahapan diawali penerimaan RBDPO melalui Jetty 67 (dermaga) menuju tangki RBDPO. Selanjutnya persiapan sarana feed stock RBDPO ke unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) untuk diolah menjadi Green Diesel," ujarnya.

Persiapan sarana produksi di unit TDHT menggunakan katalis Merah Putih yang merupakan hasil kerja sama Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB) serta modifikasi line dan sarana. Dalam tahap uji coba, kapasitas produksi D100 di unit TDHT sebanyak 3.000 barel per hari (3 MBSD). 

Lebih lanjut Hatim mengatakan, "hal itu diharapkan memberi efek positif yang luas, seperti pemanfaatan sumber energi domestik yang sesuai amanat undang-undang dan pada akhirnya menekan impor minyak mentah," jelasnya.

PT Pertamina RU IV Cilacap saat ini tengah mengembangkan tiga produk green energy masing-masing green diesel, green gasoline, dan green avtur. Pada fase pertama, produk green diesel ini diharapkan menjadi kado terbaik saat HUT ke-63 Pertamina yakni pada 10 Desember 2020. Selanjutnya fase kedua, yakni awal 2021 produksi ditargetkan naik menjadi 6.000 barrel per hari (6 MBSD).

"Kami berkomitmen bahwa seluruh produk akan mengarah pada efisiensi dan ramah lingkungan. Hal itu sejalan dengan visi To be Digital and World Class Refinery pada 2028, konsekuensinya adalah kilang yang efisien dan ramah lingkungan, baik dari sisi operasi maupun produknya," tutup Hatim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: