Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Hanya Raja Minyak Sawit, Indonesia: Pionir Produsen Green Gasoline

Tak Hanya Raja Minyak Sawit, Indonesia: Pionir Produsen Green Gasoline Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun telah dimulai sejak tahun 2008 silam melalui program biodiesel berbasis minyak sawit, implementasi dan inovasi sumber energi terbarukan serta green energy oleh pemerintah Indonesia dan sejumlah stakeholder terkait makin marak dilakukan sejak akhir tahun 2019.

Tidak hanya berhenti di B30 yang saat ini beredar di Indonesia, pemerintah dan PT Pertamina (Persero) terus melahirkan terobosan baru terkait green diesel, green avtur, dan green gasoline (bensin).

Baca Juga: Sekolah Binaan Grup Astra Olah Lidi Sawit Jadi Produk Bernilai Ekonomis Tinggi

Kebijakan green energy yang dijalankan PT Pertamina adalah dengan memanfaatkan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang melimpah di dalam negeri sebagai bahan baku utama sehingga produk green energy memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang sangat tinggi. Langkah ini juga dinilai sangat positif karena dapat mengurangi defisit transaksi negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional, Budi Santoso Syarif, mengatakan, "Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menghasilkan gasoline dari sawit. Belum pernah dilakukan di dunia di skala operasional. Baru sebatas skala paper research. Pertamina menjadi yang pertama."

Dalam pengembangan green gasoline, PT Pertamina sudah melakukan uji coba sejak 2018 di Kilang Plaju dan Cilacap. Saat ini, Pertamina bersama berbagai pihak terus mengembangkan katalis merah putih untuk dapat mengolah Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil (RBDPO) menjadi green gasoline.

Dalam uji coba green gasoline di Kilang Plaju, PT Pertamina baru mampu mengolah minyak sawit sebesar 20 persen. Lebih lanjut Budi mengatakan bahwa uji coba terus dijalankan untuk memperoleh kondisi optimum pengolahan RBDPO menjadi green gasoline.

Saat yang bersamaan, di kilang Plaju, PT Pertamina juga sedang menyelesaikan pembangunan fasilitas biorefinery dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 barel per hari dan diharapkan akan selesai pada kuartal IV-2023. Di akhir 2020, PT Pertamina akan melakukan uji coba produksi green avtur dari RBD Palm Kernel Oil dengan injeksi sebesar 3 persen.

Lebih lanjut Budi menerangkan, "Pencampuran langsung CPO dengan bahan bakar fosil di kilang ini secara teknis lebih sempurna dengan proses kimia sehingga menghasilkan bahan bakar bensin dengan kualitas lebih tinggi karena nilai octane mengalami peningkatan."

Hasil implementasi co-processing tersebut telah menghasilkan Green Gasoline Octane 90 sebanyak 405 MB per bulan atau setara 64.500 kiloliter per bulan dan produksi Green LPG sebanyak 11.000 ton per bulan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: