Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dosen IPB Bocorkan Tips UMKM Bangkit dari Pandemi Covid-19

Dosen IPB Bocorkan Tips UMKM Bangkit dari Pandemi Covid-19 Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Situasi pandemi telah melemahkan ekonomi. Bukan hanya perusahaan besar yang terdampak, krisis juga terjadi pada UMKM. Bahkan UMKM termasuk yang paling terpukul. Meski begitu, bukan berarti UMKM harus berpasrah dan menyerah pada keadaan. UMKM bukan hanya harus mampu bertahan, tapi juga harus mampu untuk bangkit. Apa yang harus dilakukan oleh UMKM untuk bangkit?

Dosen IPB University dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Mukhamad Najib mengatakan bahwa dengan perkembangan situasi yang ada saat ini, UMKM berpeluang untuk bangkit dari krisis. Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh UMKM untuk bangkit dan keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19.

Pertama, UMKM harus segera atur ulang pengeluaran dan alokasi biaya-biayanya agar lebih efisien. Saat krisis, cash flow adalah kunci. Agar bisnis tidak mati diserang krisis, cash flow harus bisa dijaga.

Baca Juga: Dukung UMKM, Bea Cukai Soekarno Hatta Tilik Pesona Batik Banten

Salah satunya dengan mengatur ulang pengeluaran dan alokasi biaya. Ia juga menyarankan agar UMKM bisa melihat kembali semua pengeluarannya, dan menentukan prioritas pengeluaran lebih ketat lagi.

Kedua, pemilik UMKM harus bisa menjaga kekompakan dan semangat tim untuk bisa bangkit dari krisis secara bersama. Dalam situasi ini, menurut Najib, UMKM perlu mengupayakan agar tidak ada pemecatan karena hal itu justru akan melemahkan semangat bersama. Hal ini menurutnya bisa berakibat fatal bagi bisnis.

"Saat krisis, kita justru membutuhkan kerja tim yang lebih tinggi lagi agar bisa bertahan dan keluar dari krisis. Pengelola UMKM harus bisa membangun loyalitas karyawan di masa krisis agar mereka bisa memahami situasi ini dengan baik dan mau bersama-sama berjuang untuk keluar dari krisis," tutur Najib.

Jika hal tersebut bisa dilakukan, maka langkah berikutnya adalah secara cermat mengenali kebutuhan konsumen yang berubah di masa pandemi.

Tentu banyak perubahan dari sisi perilaku konsumen. Perubahan itu bisa mencakup kebutuhan akan produk maupun layanan. Contohnya, saat ini konsumen lebih peduli dengan kesehatan. Sehingga, produk yang mengaitkan pada kesehatan akan lebih diminati.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: