Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BSI Tempati Peringkat 7 Bank Nasional setelah 3 Bank Syariah Himbara Dimerger

BSI Tempati Peringkat 7 Bank Nasional setelah 3 Bank Syariah Himbara Dimerger Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Proses merger yang melibatkan 3 bank syariah Himbara, yaitu PT Bank Mandiri Syariah, PT Bank Nasional Indonesia Syariah, dan PT Bank Rakyat Indonesia Syariah, menjadi Bank Syariah Indonesia menempatkan BSI berada di peringkat 7 Bank Nasional berdasarkan kepemilikan aset dan kinerja ekonomi.

"Dalam peringkat bank nasional, BSI langsung berada peringkat 7," ujar Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi, dalam webinar yang diselenggarakan Datacore bertema "Strategi Penyelamatan Perusahaan di Masa Pandemi Covid-19", Selasa (21/9/2021).

Baca Juga: Ini 4 Tantangan Proses Merger yang Dialami Bank Syariah Indonesia

Berdasarkan data yang dirilis pada Juni 2021, BRI berada pada peringkat pertama dengan kepemilikan aset sebesar Rp1.412 triliun; kedua Bank Mandiri Rp1.237 triliun; ketiga Bank BCA Rp1.110 triliun; keempat Bank BNI Rp852 triliun; kelima Bank BTN Rp381 triliun; keenam Bank Cimb Niaga Rp286 triliun.

Lalu, peringkat ketujuh ditempati Bank Syariah Indonesia dengan kepemilikan aset sebesar Rp247,30 triliun; kedelapan Bank Permata Rp213 triliun; kesembilan Bank OCBC NISP Rp201 triliun; terakhir, kesepuluh Bank Panin Rp190 triliun.

Hery merinci, selain kepemilikan saham sebesar Rp247,30 triliun, BSI memiliki dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp216,39 triliun termasuk pembiayaan sebesar Rp161,50 triliun.

Saat ini, BSI telah memiliki sebanyak 1.365 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah pegawai organik sebanyak 19.000 dan pegawai non-organik sebanyak 9.000. Termasuk jumlah nasabah sebanyak 15 juta.

"Yang menarik, harga saham BRIS saat IPO tahun 2018 lalu sebesar Rp510 dan 20 September 2021 itu harganya Rp2.080, bahkan pernah di atas Rp3.000. Market cap BRIS pada saat IPO itu hanya Rp4,96 triliun, setelah merger meningkat menjadi Rp84,69 triliun. Ini berkah penggabungan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: