Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AUKUS Bikin Ramai, Rusia: Gak Menguntungkan buat ASEAN

AUKUS Bikin Ramai, Rusia: Gak Menguntungkan buat ASEAN Kredit Foto: AP Photo/Aijaz Rahi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rusia ikut mengecam terbentuknya aliansi pertahanan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS). Moskow menilai, kerja sama pertahanan trilateral ini tidak ada untungnya bagi kawasan ASEAN.

Seperti diketahui, AUKUS membangun kekuatan keamanan trilateral demi menandingi pengaruh China di Indo Pasifik. Dalam kerja sama itu, Australia akan memiliki kapal selam dengan kekuatan nuklir.

Baca Juga: Apa Itu Aliansi Aukus? Pakta yang Bikin Prancis Murka ke Australia

Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan, pihaknya sama sekali tak melihat aliansi itu relevan dalam memperkuat Asia Pasifik yang damai. Menurutnya, unjuk kekuatan pakta pertahanan dan senjata ini adalah poros eksklusif.

“Belum tentu akan membawa keuntungan bagi negara-negara di kawasan,” ujar Vorobieva, saat bertemu awak media secara virtual, kemarin.

Kata dia, seharusnya Australia juga mengingat kembali komitmen mereka, untuk tidak membangun senjata nuklir. Apalagi, semua pihak tahu bagaimana sikap Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) yang tidak setuju dengan penggunaan senjata nuklir.

Makanya, Rusia berharap agar tiga negara kuat tersebut menghormati ASEAN sebagai penghuni sebenarnya kawasan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia mencermati dan mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan di kawasan Indo Pasifik, menyusul kesepakatan AUKUS.

Dia juga menekankan, bahwa semua pihak tidak menginginkan kemungkinan meningkatnya perlombaan senjata dan power projection (unjuk kekuatan -red) di kawasan, yang tentunya akan dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan.

Namun berbeda dengan Indonesia, Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin berharap, kerja sama itu bisa menjaga keseimbangan di kawasan Indo Pasifik, terutama dalam membendung kekuatan China.

Lebih lanjut ia menilai, tidak ada perjanjian senjata nuklir dalam kesepakatan AUKUS dengan Australia. Sehingga proyek tiga negara itu tidak melanggar perjanjian 1995 soal larangan nuklir di Asia Tenggara.

Tambah Beasiswa

Sementar Pemerintah Rusia menyatakan akan menambah kuota beasiswa bagi warga Indonesia yang ingin belajar ke negara tersebut. Dubes Vorobieva menjelaskan, penambahan itu dilakukan karena permintaan dan minat yang cukup besar para calon penerima beasiswa. Sebelumnya, kuota pemberian beasiswa dari Pemerintah Rusia hanya 136 pelajar.

Namun untuk tahun depan, ada penambahan 100 beasiswa. Hingga total menjadi 236 dalam program pendidikan. Beasiswa ini bisa diberikan untuk tingkatan studi magister (S2) dan juga doktoral (S3).

Beasiswa ini bisa didapatkan untuk berbagai bidang. Namun untuk lebih jelasnya, bisa dicek melalui situs web resmi Pusat Budaya dan Kedubes Rusia di Jakarta, agar tak ketinggalan tanggal pendaftaran dan seleksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: