Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bersiap untuk Skenario Terburuk, Sri Mulyani: Kita Harus Ikhtiar

Bersiap untuk Skenario Terburuk, Sri Mulyani: Kita Harus Ikhtiar Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah telah membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang berkisar antara 4,5% hingga 5,3%. Namun, proyeksi tersebut juga tergantung pada kinerja ekonomi di kuartal ketiga tahun 2020 ini di mana pada bulan Agustus-Oktober akan diperoleh data-data yang terkini mengenai apakah pemulihan ekonomi betul-betul berjalan terus dan memang akan meningkat.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, pun menyiapkan hal yang terburuk bagi ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Urus Uang Negara, Sri Mulyani: Jangan Khawatir dan Takut!

“Sikap kita adalah prepare for the worst tapi hope for the best (persiapkan yang terburuk tapi harapkan yang terbaik). Kita harus mengikhtiarkan untuk mencari dan mencapai skenario-skenario yang lebih optimis namun tetap realistis berdasarkan kondisi yang kita hadapi di bidang kesehatan maupun di bidang ekonomi,” jelas Sri Mulyani dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (25/7/2020).

Sri Mulyani mencontohkan, anggaran untuk belanja perlindungan sosial yang Rp203 triliun sudah ditambah untuk Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, bansos untuk Jabodetabek dan non Jabodetabek sebesar 10 juta penerima, ditambah menjadi 20 juta penerima. Untuk sembako ditambah 9 juta berarti 29 juta penerima plus ditambahkan lagi listrik dibebaskan untuk 450 VA dan untuk 900 VA diberikan diskon 50%.

Baca Juga: Ampun Gusti, Semoga Ekonomi RI Gak Nyungsep Minus di Kuartal II

"Tadinya ini hanya berlaku 3 bulan, kita perpanjang jadi 6 bulan. Bansos ini yang tadinya diberikan hanya 6 bulan kita sekarang perpanjang sampai Desember, 9 bulan. Ini semuanya adalah yang disebut prepare for the worst dan itu ada di dalam anggaran yang sudah kita sediakan dalam Perpres 72,” katanya.

Beberapa sektor perekonomian di kuartal kedua mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, namun kepastian tersebut masih harus dilihat dari statistik bulan Juni yang sekarang sedang difinalisasi.

"Oleh karena itu, pemerintah mengakselerasi agar harapan yang mulai terbangun dapat terwujud melalui program-program pemulihan ekonomi dan akan diluncurkan lebih banyak lagi bantuan sosial produktif," ujarnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: