Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jamu BI Capai Pertumbuhan Ekonomi 6%

Jamu BI Capai Pertumbuhan Ekonomi 6% Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, meyakini ekonomi RI akan tumbuh 6% dalam 4-5 tahun ke depan. Hal ini didorong mulai terasanya dampak pembangunan infrastruktur serta peningkatan ekspor dan investasi di Indonesia.

Untuk mendukung itu, bank sentral telah meracik "lima jamu" dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kelima jamu tersebut ialah meracik kebijakan moneter, kebijakan makropudensial, sistem pembayaran, pengendalian pasar keuangan, serta keuangan syariah.

"Kami dibekali ilmu. Saat ada ketidakpastian harus mampu meramu jamu agar bisa jaga badan biar enggak panas dingin. Saat ada terpaan angin global yang tidak ramah, badan kita harus tumbuh kuat, ada beras kencur. Ini ilmu jamu. Nah kita ada lima jamu," ujar Perry di Jakarta, Senin (4/3/2019).

Baca Juga: BI Yakin Ekonomi RI Makin Kinclong Didorong Infrastruktur

Dia mengatakan satu jamu untuk menjaga stabilitas dan empat jamu terakhir untuk menjaga agar ekonomi tetap tumbuh. "Nah karena kondisi dunia tidak ramah. Jamu ini harus kami lakukan prostabilitas bagaimana jaga inflasi rendah dan moneternya stabil. Tapi sisanya untuk pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Tahun lalu untuk menjaga kestabilan dan tekanan global, BI sampai harus menaikkan suku bunga acuan hingga 175 bps menjadi 6%. Diperkirakan ke depannya, suku bunga Indonesia sudah hampir mencapai puncaknya sehingga bisa saja mengalami perubahan tahun ini.

"Tapi, bagaimana supaya suku bunga kredit tidak naik, kalaupun naik tidak tinggi. Kami pastikan, likuiditas cukup, kalau tidak cukup bilang saya. Makanya sejak Desember 2018 kami tambah injeksi likuiditas melalu operasi moneter," imbuhnya.

Baca Juga: BI Dorong Generasi Muda Kenali Peluang Ekonomi dan Keuangan Digital

Selain itu, sambungnya, BI juga punya tiga strategi jitu untuk mendorong ekonomi dalam negeri yang semakin kuat. Pertama, mengintensifkan koordinasi antara bank sentral dengan pemerintah dan kementerian/lembaga terkait.

Kemudian, fokus terhadap bauran kebijakan fiskal dan moneter seiring memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membangun keuangan digital. Terakhir, BI berkomitmen untuk terus membangun sinergi dengan berbagai stakeholder.

"Kami bangun sinergi, sinergi, sinergi. Waktu yang saya habiskan dengan bertemu pengusaha, perbankan, itu adalah bagaimana yang harus kita lakukan bersama untuk membangun ekonomi kita ini," tutup Perry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: