Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usulan Pengamat untuk Mas AHY: Partai Demokrat Perlu Penyelamat

Usulan Pengamat untuk Mas AHY: Partai Demokrat Perlu Penyelamat Kredit Foto: Instagram/agusyudhoyono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Analis Politik dan pimpinan Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S. Bakry, mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tengah mempraktekkan teori politik Viktimisasi atau memposisikan diri sebagai korban dalam isu kudeta Partai Demokrat.

"Dalam hal ini AHY sedang mempraktekkan sebuah teori politik yang dikenal dengan Viktimisasi. Teori ini sangat populer di Amerika Serikat pada periode 1970 an dan teori ini juga telah dipraktekkan oleh bapaknya oleh SBY menjelang kontestasi Pilpres tahun 2004 dan berhasil dengan gemilang," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/2/2021).Baca Juga: Mas AHY, Anda Nggak Pantas Jadi Ketum Demokrat, Marzuki Alie Bilang yang Cocok Banget Mas Ibas

Namun, ia mengingatkan bahwa strategi ini mudah dibaca oleh masyarakat yang saat ini relatif lebih kritis.

Sambungnya, ada dua mata pisau dari penggunaan strategi ini di satu sisi bisa menunjukkan sebagai pihak yang dizalimi tapi di lain sisi menunjukkan kekurangan kompetensi dalam kepemimpinan.

“Masyarakat dapat menilai Partai Demokrat membutuhkan penyelamat Partai yang memiliki kepempinan yang lebih kuat dan memberikan keyakinan bagi seluruh organ Partainya," lanjut Umar Bakry.Baca Juga: Kalau Gibran 'Dibawa' ke Jakarta, Hati-Hati Anies Baswedan dan AHY!

“Dengan AHY membongkar isu kudeta ini memancing serangan balik dari tokoh tokoh internal Demokrat untuk membuka kelemahan kelemahan kepemimpinan AHY, hal yang tadinya tidak diketahui oleh publik," tegas Umar. 

Dia menjelaskan bahwa dalam ranah politik praktis, para pakar Viktimisasi mengamati korban atau victimhood sering menjadi salah satu posisi politik yang menguntungkan sehingga banyak aktor politik menempatkan diri sebagai victimhood atau sebagai korban.

"Memposisikan diri sebagai korban dapat menjadi sarana yang efektif bagi individu atau aktor politik atau kelompok politik tertentu untuk mengkonstruksi kepentingan politiknya," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: