Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerugian Akibat Virus Corona Bisa Tembus Rp28 Triliun

Kerugian Akibat Virus Corona Bisa Tembus Rp28 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) mengungkapkan dampak pandemi Covid-19 bisa berlanjut hingga 2025 yang menyebabkan kerugian hingga Rp28 triliun.

"Kerugian kumulatif diproyeksikan tumbuh dari Rp11 triliun selama 2020–2021 menjadi Rp28 triliun selama 2020–2025. Ini merupakan kemunduran yang parah terhadap peningkatan standar hidup rata-rata di semua kelompok negara," kata Kepala Ekonomi dan Direktur Departemen Riset IMF, Gita Gopinath, pada Rabu (13/10/2020).

Baca Juga: IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Global 2020

Gita menegaskan bahwa krisis akibat pandemi ini kemungkinan besar akan meninggalkan bekas luka dalam jangka menengah di antaranya pemulihan pasar tenaga kerja yang membutuhkan waktu; investasi terhambat oleh ketidakpastian dan masalah neraca; dan kehilangan sekolah yang merusak modal manusia.

"Setelah rebound pada tahun 2021, pertumbuhan global diperkirakan akan melambat secara bertahap menjadi sekitar 3,5% dalam jangka menengah," tegasnya.

IMF menilai ketidakpastian yang luar biasa di sekitar prospek dengan risiko turun dan naik masih akan terus terjadi. Virus ini bangkit kembali dengan penguncian lokal diberlakukan kembali. "Jika hal ini memburuk dan prospek perawatan dan vaksin memburuk, dampak pada kegiatan ekonomi akan makin parah, dan kemungkinan besar diperburuk oleh gejolak pasar keuangan yang parah," tambahnya.

Gita menilai dengan meningkatnya pembatasan perdagangan dan investasi serta meningkatnya ketidakpastian geopolitik dapat mengganggu pemulihan. Namun di sisi baiknya, ketersediaan tes, perawatan, vaksin, dan stimulus kebijakan tambahan yang lebih cepat dan lebih luas dapat secara signifikan meningkatkan hasil.

"Dukungan fiskal global yang cukup besar mendekati US$12 triliun dan pemotongan suku bunga yang ekstensif, suntikan likuiditas, dan pembelian aset oleh bank sentral membantu menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian serta mencegah bencana keuangan," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: