Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset: 86% Pekerja Independen Alami Kekurangan Penghasilan

Riset: 86% Pekerja Independen Alami Kekurangan Penghasilan Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Flourish Ventures, sebuah perusahaan modal ventura global dengan investasi portofolio di Indonesia dan Asia, hari ini merilis laporan baru yang mengevaluasi bagaimana pekerja independen atau gig worker dalam ekonomi informal Indonesia, seperti para pengemudi berbagi tumpangan atau ridesharing, penjual online, penyedia jasa rumah tangga, dan kurir pengiriman, mengatasi pandemi Covid-19.

Sebagian besar dari mereka telah terkena dampak yang besar, 86% responden menyatakan bahwa penghasilan mereka berkurang.

Baca Juga: Banyak Pekerja Belum Terima Subsidi Gaji, Menaker Sebut karena...

"Dalam penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19, pekerja independen atau gig worker telah secara signifikan terkena dampaknya dan mereka tetap rentan mengalami kesulitan dalam hal finansial," kata Tilman Ehrbeck, Managing Partner di Flourish dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/9/2020).

Laporan Indonesia Spotlight August 2020, yang mencakup respons survei dari 586 pekerja independen atau gig worker di Indonesia, merupakan edisi ketiga dari seri laporan Flourish yang dinamakan The Digital Hustle: Gig Worker Financial Lives Under Pressure.

Jumlah pekerja independen atau gig worker di Indonesia dengan penghasilan lebih dari Rp3 juta per bulan (US$200) mengalami penurunan yang tajam, dari 43% pada bulan Maret 2020 ke hanya 5% pada bulan Juni/Juli 2020.

Selain itu, terdapat lonjakan besar dalam jumlah pekerja independen atau gig worker dengan penghasilan kurang dari Rp1 juta (US$70), dari 8% pada bulan Maret 2020 ke 55% pada bulan Juni/Juli 2020.

Sebanyak 74% responden sangat khawatir tentang Covid-19. Pekerja independen atau gig worker lebih khawatir tentang dampaknya pada mata pencaharian mereka (52%) daripada pada kesehatan mereka (14%).

Pekerjaan yang memerlukan interaksi tatap muka lebih terkena dampaknya. Sebanyak 71% penyedia layanan kesehatan di rumah (seperti mereka yang menawarkan jasa pijat di rumah), 65% pengemudi berbagi tumpangan atau ridesharing, dan 55% pengemudi pengiriman telah kehilangan penghasilan. Penjual online dan pekerja rumah tangga lainnya, seperti asisten rumah tangga, tidak terlalu terkena dampaknya.

Tidak ada perbedaan penghasilan antara jenis kelamin. Laporan menunjukkan bahwa pria dan wanita sama terpengaruhnya oleh penurunan ekonomi akibat Covid-19 di Indonesia. Di negara-negara lain yang disurvei sebagai bagian dari seri The Digital Hustle, kaum wanita lebih terkena dampaknya.

Pekerja independen atau gig worker di kota-kota besar paling terkena dampaknya. Sebanyak 63% responden kehilangan penghasilan, dibandingkan dengan 49% di kota-kota yang lebih kecil.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: