Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berkontribusi dalam PEN 2021, ICDX Genjot Pemanfaatan Bursa Derivatif

Berkontribusi dalam PEN 2021, ICDX Genjot Pemanfaatan Bursa Derivatif Kredit Foto: Dok. ICDX
Warta Ekonomi, Jakarta -

Akselerasi peningkatan ekspor dan pengelolaan impor menjadi fokus utama kegiatan kerja industri Kementerian Perdagangan pada tahun 2021. Dua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi, di mana fokus ekonomi nasional di tahun 2021 untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Dalam PEN 2021, bursa komoditi akan menjadi salah satu titik fokus melalui instrumen derivatif dan pendalaman pasar. Hadirnya instrumen derivatif keuangan dari bursa derivatif ke dalam sistem keuangan negara akan memberikan kelengkapan infrastruktur dari pasar keuangan yang ada di dalam negeri, yakni sebagai sarana manajemen risiko pelaku pasar keuangan.  Baca Juga: Sepanjang Tahun 2020, ICDX Catatkan Nilai Total Transaksi Multilateral Sebesar Rp18 Triliun

Demikian diungkapkan Direktur Utama Indonesia Clearing House, Nursalam, dalam acara pembukaan perdana Perdagangan Berjangka Komoditi 2021, Senin (4/1/2021). Menurutnya, pasar keuangan sendiri menjadi salah satu sektor pendukung yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.  Baca Juga: Harapan Baru Reshuffle Kabinet: Perbaikan Skema Bansos dan Pemulihan Ekonomi

“Sehingga penting bagi kita untuk menyediakan instrumen pendalaman pasar keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi nasional untuk mendukung kesejahteraan dalam kegiatan bisnis dan ekonomi dengan produktif,” ujar Nursalam, dalam acara yang dihadiri secara daring oleh Wakil Menteri Perdagangan, Kepala BAPPEBTI, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Perdagangan, dan Komisaris Utama ICDX, Kyai Haji Said Aqil Siradj itu.

Terbitnya kontrak derivatif melalui bursa komoditi, lanjut Nursalam, mampu menjadi instrumen mitigasi risiko nilai tukar dalam perdagangan ekspor dan impor, dimana ekspor dan impor sangat bergantung pada stabilitas nilai tukar rupiah. Kebutuhan akan instrumen derivatif valuta asing dolar AS terhadap rupiah misalnya, akan membantu pelaku ekspor dan impor dalam negeri dalam manajemen risiko, mengingat ketergantungan perdagangan Indonesia terhadap dolar AS yang cukup besar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: