Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tren Pandemi Bisa Dikendalikan, Satgas Covid-19 Ingatkan Jangan Euforia

Tren Pandemi Bisa Dikendalikan, Satgas Covid-19 Ingatkan Jangan Euforia Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satuan Tugas Covid-19 melaporkan, dari sejak Juli hingga Agustus, positivity rate di Indonesia menunjukkan jika pandemi Covid-19 dapat dikendalikan dan ditanggulangi. Hasil tersebut didapat tidak terlepas dari sejumlah kebijakan pembatasan hingga pengetatan mobilitas masyarakat melalui PPKM.

"Kita mempunyai pencapaian yang luar biasa. Sekarang kita sudah masuk level 2 dan 1. Ini sudah diakui dunia internasional dan lembaga kesehatan dunia. Namun, jangan bereuforia dulu," ujar Alexander Ginting, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, dalam Dialog Interaktif Utamakan Keamanan Diri Baru Bepergian, Rabu (3/11/2021).

Baca Juga: 19 Juta Orang Diprediksi Hilir Mudik saat Nataru, Satgas Siapkan Skenario PPKM Sampai Akhir Tahun

Secara spesifik, Alexander menyebut angka positivity rate sudah menyentuh angka 2 persen. Sementara, mortalitas terus menunjukan penurunan seiring keterisian kamar di rumah sakit rata-rata sebesar 25 persen.

Pencapaian tersebut perlu dipahami semua elemen dan lapisan masyarakat agar pandemi tetap terkendali. Sebab, varian Delta termasuk subvarian di dalamnya masih menggejala dan bertransmisi di sejumlah negara tetangga hingga Eropa. Hal tersebut yang masih menyebabkan penularan terus terjadi hingga menyebabkan kematian.

Alexander juga mengamati seiring terjadinya pemulihan ekonomi, juga tengah terjadi peningkatan mobilitas masyarakat. Karena itu, diperlukan sejumlah regulasi yang dapat berperan sebagai gas sekaligus rem dalam hal pengawasan dan pengendalian pandemi Covid-19. Ia juga meminta meski ke depan akan ada pelonggaran, kepatuhan kepada prokes tidak boleh mengendor.

"Kita terus kerja keras untuk melakukan vaksinasi. Angkanya sudah baik di dosis pertama, tapi di kelompok berisiko belum mencapai sesuai yang diharapkan seperti lansia, komorbid, remaja, ibu hamil, dan anak sekolah. Ini masih menjadi pekerjaan yang berat," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: