Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jubir Covid-19: Keterisian Tempat Tidur RS di Sejumlah Daerah Alami Peningkatan

Jubir Covid-19: Keterisian Tempat Tidur RS di Sejumlah Daerah Alami Peningkatan Kredit Foto: Antara/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) sejumlah daerah mengalami peningkatan. Bahkan dia menyebut kondisinya sudah mengkhawatirkan.

"Saya akan menyampaikan kondisi keterisian tempat tidur di ruang ICU dan ruang isolasi rumah sakit di Indonesia. Jika dilihat pada tren perkembangannya, keterisian ruang ICU dan isolasi secara nasional ini semakin meningkat dan mengkhawatirkan," katanya saat konferensi pers, Selasa (5/1/2021).

Baca Juga: Ada Rumah Sakit yang Sembrono Promosikan PO Vaksin, Satgas Bereaksi Begini

Wiku menyebut di beberapa daerah keterisiannya sudah mencapai 70%. "Di beberapa daerah keterisian tempat tidur untuk ICU dan isolasi per 2 Januari sudah melebihi 70%. Ini di antaranya terjadi di DKI Jakarta, Banten Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah," katanya.

Dia mengatakan, kondisi ini menjadi alarm bahwa saat ini kondisi penanganan COVID-19 dalam keadaan darurat. Di mana ditandai dengan menipisnya ketersediaan tempat tidur.

"Perlu dipahami bahwa masih tersisa hanya sedikit tempat tidur untuk pasien covid-19 ini belum tentu bisa digunakan karena terbatasnya tenaga kesehatan. Apalagi sampai saat ini telah ada sebanyak 237 dokter yang meninggal. Di mana tren jumlahnya terus meningkat semenjak bulan Oktober. Apalagi terutama di bulan Desember," ujarnya.

Wiku mengatakan, jika masyarakat terus abai dan kasus baru terus meningkat, maka fasilitas kesehatan tidak akan cukup menanganinya. Dia kembali menegaskan agar protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan terus dijalankan untuk mencegah penularan.

"Jika masyarakat terus abai dan meninggalkan kasus baru tidak akan cukup fasilitas kesehatan kita untuk bisa menanganinya. Satu-satunya cara adalah dengan mencegah penularan," katanya.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: