Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rosan Roeslani Jabat Presiden Komisaris, Aga Bakrie Dapat Jatah Direktur Bumi Resources

Rosan Roeslani Jabat Presiden Komisaris, Aga Bakrie Dapat Jatah Direktur Bumi Resources Kredit Foto: Kadin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menetapkan jajaran pengurus baru, baik dewan komisaris maupun direksi. Terhitung mulai hari ini, Rabu, 16 September 2020, Rosan Perkasa Roesli menjabat sebagai Presiden Komisaris sekaligus Komisaris BUMI menggantikan Presiden Komisaris sebelumnya, yaitu Nalinkant A. Rathod.

Baca Juga: Warning! Ketika Dunia Berlomba-Lomba Temukan Vaksin, WHO Tegas: Jangan Harap Bisa...

Sementara itu, hasil perombakan jajaran direksi menetapkan Adika Nuraga Bakrie (Aga Bakrie) sebagai salah satu Direktur BUMI. Selain Aga Bakrie, ada tiga direktur lainnya yang ditetapkan dalam RUPSLB kali ini, yaitu Nalinkant Amratlal Rathod, Ashok Mitra, dan Maringan MIH Hutabarat.

Baca Juga: Tahan Banting Lawan Covid-19, Siapa Jawara Farmasi di Indonesia? Bukan Kimia Farma!

Dengan demikian, jajaran direksi BUMI terhitung mulai hari ini adalah sebagai berikut.

Presiden Direktur, Saptari Hoedaja

Direktur Independen, Dileep Srivastava

Direktur, Nalinkant A. Rathod

Direktur, Adika Nuraga Bakrie

Direktur, Andrew C. Beckham

Direktur, RS. Sri Dharmayanti

Direktur, Ashok Mitra

Direktur, Maringan MIH Hutabarat

Direktur, Xuefeng Ruan

Direktur, Linjung Zhang

Direktur, Ying Bin Ian He

Sebagai informasi, sepanjang semester pertama tahun 2020, BUMI membukukan pendapatan sebesar US$2,97 miliar atau turun 13,21% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$2,27 miliar. BUMI membukukan volume penjualan sebesar 41,2 ton pada periode tersebut, naik dari tahun 2019 yang hanya 39,1 juta ton.

Ditengarai oleh anjloknya harga dan permintaan batu bara pada awal tahun ini, BUMI menelan rugi sebesar US$86,1 juta. Padahal, pada tahun sebelumnya BUMI mengantongi keuntungan sebesar US$80,7 juta. 

"Karena permintaan batu bara yang tidak stabil dari China, India, dan sebagian besar Asia. Hal ini dipicu oleh Pandemi Covid-19 sebagai faktor penyebab utama," pungkas Direktur dan Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava, pada 31 Agustus 2020 lalu.

Ia menambahkan, meski menanggung rugi dan ketidakpastian pasar masih membayangi, BUMI optimis industri batu bara akan berkembang untuk ke depannya. Bersamaan dengan optimisme itu, BUMI menargetkan volume produksi dapat mencapai 89 juta ton sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: