Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gatot Nurmantyo Pilih Mangkir, Pengamat: Ini Bagian Political Game

Gatot Nurmantyo Pilih Mangkir, Pengamat: Ini Bagian Political Game Kredit Foto: Batara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo memilih tidak menghadiri penganugerahan Bintang Mahaputra pada 11 November 2020 lalu di Istana Negara. Banyak yang menilai, itu adalah langkah mantan Panglima TNI tersebut untuk membangun jarak dengan penguasa.

Walau tidak hadir, Gatot memberi alasan melalui surat yang dikirim ke Menkopolhukam Mahfud MD. Sejauh ini, Gatot sudah memberi kesan sebagai oposisi, terutama setelah ikut memprakarsai dibentuknya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang kerap mengkritik keras pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Mau Dibungkam Lewat Tanda Jasa? Jawaban Orang Istana Bergetar..

"Itu merupakan sikap politik Gatot yang menginginkan posisinya tetap berjarak dengan pemerintah, posisi yang kritis terhadap pemerintah," ujar pengamat politik dari Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo, Kamis (12/11/2020).

Memang diakuinya, Gatot yang tidak hadir saat itu bisa memberi kesan negatif terhadap pribadinya lantaran mencampurkan urusan politik dengan urusan negara; bintang jasa itu diberikan oleh negara. Menurutnya, jika ada perspektif negatif terhadap Gatot, itu wajar saja. Karena dia melihat, Gatot sudah mengambil sikap diametral dengan pemerintah.

Namun menurut dia, Gatot datang saja sebenarnya tidak akan menghalangi sikap dia untuk kritis. Ia mencontohkan bagaimana Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang walaupun hadir menerima bintang jasa itu, tetapi tetap kritis terhadap pemerintah.

"Pak Gatot menurut saya harus belajar dari Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Mereka menerima tanda kehormatan dengan hadir sebagai bentuk penghormatan. Setelah menerima, keduanya tetap kritis," jelas dia.

Sementara, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syafuan Rozi Soebhan mengatakan, sebenarnya tidak ada yang menjadi persoalan dengan hadir atau tidak hadirnya Gatot karena ketidakhadiran seseorang itu tidak ada yang melarang, boleh saja.

Tapi kemungkinan untuk menjaga nama dari para pendukung, menurutnya bisa saja terjadi. Menurutnya, bisa saja ada dilema: jika datang, pendukung akan kecewa sehingga mengambil keputusan lebih baik tidak perlu datang dengan berbagai alasan.

"Ini bagian political game dengan menerima Bintang Mahaputera sekarang, nanti bagaimana [Pemilu] 2024 di mata pendukungnya Gatot," katanya.

Bagi pemerintah, menurutnya bisa saja mengatakan ini netral tidak ada sangkut pautnya dengan politik. Namun, bisa saja berbeda dalam pandangan Gatot sehingga mengambil jarak dengan pemerintah saat ini.

Sebelumnya, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan Gatot tidak hadir, tetapi sudah mengirimkan surat kenapa dia memilih tidak ikut menerima bintang jasa dari Negara itu. "Dalam suratnya, Pak Gatot Nurmantyo itu menyatakan menerima pemberian bintang jasa ini, tetapi beliau tidak bisa hadir karena beberapa alasan," kata Mahfud.

Kemudian, Mahfud mengungkap alasan Gatot tidak bisa hadir karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. "Beliau tidak bisa hadir karena beberapa alasan. Pertama karena ini suasana Covid-19," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: