Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IDI Dahulukan Vaksin Ketimbang Obat-obat Covid-19 karena...

IDI Dahulukan Vaksin Ketimbang Obat-obat Covid-19 karena... Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tatyana Makeyeva
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi COVID-19 sudah mulai menunjukkan perkembangan yang baik, seperti peningkatan angka kesembuhan serta uji coba vaksin yang segera diselesaikan. Meski begitu, banyak yang mempertanyakan seberapa besar prioritas vaksin bagi masyarakat yang sehat ataukah lebih didahulukan penemuan obat bagi pasien COVID-19.

Ketua Umum PB IDI, dr. Daeng M Faqih, mengatakan bahwa pengembangan serta penemuan vaksin dan obat COVID-19 sama-sama penting. Namun, jika ditanya mana yang lebih didahulukan, Daeng menyebut vaksin yang sebaiknya ditemukan bagi masyarakat umum yang sehat.

Baca Juga: Corona Mengganas di RI, IDI Pasrah: Covid-19 Susah Ditebak!

"Jadi kalau kita mau menghentikan COVID-19, penularan harus dipotong, maka otomatis bisa reda. Dengan cara apa? Masyarakat yang tertular ditemukan dan diobati. Jauh lebih penting pencegahan, yang sehat tidak tertular dari yang sakit. Secara umum dengan 3M, secara spesifik dengan vaksinasi," kata Daeng, dalam acara virtual bersama Lembaga Survei Kedai Kopi, Jumat 16 Oktober 2020.

Daeng sebelumnya menjelaskan bahwa fokus utama dalam mengatasi COVID-19 ada pada cara penularannya yang sangat luar biasa cepat. Dengan vaksin, maka tubuh bisa lebih kebal, ataupun saat terinfeksi tak mengalami gejala yang parah.

"Intinya apa (dari wabah)? Apakah masalah fatalitas (tingkat kematian), tidak, (karena) ada penyakit yang lebih besar (fatalitasnya). Tapi rupanya daya tular luar biasa cepat. Ini yang sebabkan kehebohan," kata Daeng lagi.

Dengan vaksin, diharapkan agar penularan bisa lebih minim sehingga efek baiknya pun memberi perkembangan bagi sisi ekonomi dan sosial yang saat ini ikut bermasalah.

Meski begitu, vaksin COVID-19 sendiri masih terus dikembangkan termasuk kerja sama dengan Perusahaan Sinovac, China dan Bio Farma, yang sedang uji fase III di Bandung.

Sementara, Indonesia juga tengah mengembangkan vaksin sendiri dengan nama Merah Putih oleh berbagai lembaga. Terkait hal itu, sebanyak 70,7 persen responden menyatakan bahwa mereka optimis bahwa Vaksin Merah Putih akan menyelesaikan pandemi di Indonesia.

Survei Opini Publik Pengembangan Vaksin Merah Putih” diselenggarakan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) pada 8-10 Oktober 2020 dengan menggunakan telepon (telesurvei) kepada 803 responden yang merupakan pekerja/karyawan kantor di DKI Jakarta. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: