Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diloloskan Lagi buat Tahap 3, Vaksin Rusia Langgar Aturan?

Diloloskan Lagi buat Tahap 3, Vaksin Rusia Langgar Aturan? Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tatyana Makeyeva
Warta Ekonomi, Moskow -

Otoritas kesehatan Rusia kembali menyetujui vaksin Covid-19 yang dibuat oleh bekas laboratorium penelitian senjata biologis untuk penggunaan publik. Ini kedua kalinya Kremlin melewati protokol ilmiah saat mencoba untuk memerangi pandemi.

Presiden Vladimir Putin mengatakan vaksin yang dikembangkan oleh Pusat Virologi dan Bioteknologi Negara Vektor di Siberia telah terdaftar.

Baca Juga: Rusia Benarkan Para Pakar Swedia Mulai Lirik-lirik Vaksin Sputnik V

“Kami perlu meningkatkan produksi vaksin pertama dan sekarang kami yang kedua,” kata Putin.

“Pertama-tama kita harus memasok pasar domestik. Rusia juga akan bekerja dengan mitra asing untuk meningkatkan produksi," imbuhnya seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (15/10/2020).

Obat Vector didaftarkan sebelum menyelesaikan uji coba Tahap 3, dua bulan setelah Putin mengumumkan persetujuan Sputnik V sebagai vaksin virus Corona pertama di dunia.

Meski begitu, Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova mengatakan vaksin tersebut aman dan 60.000 dosis pertama akan segera diproduksi. Ia memberi tahu Putin bahwa dia sudah mencoba vaksin dan tidak mengalami efek samping apa pun.

"Vaksin ketiga, yang dikembangkan oleh Pusat Ilmiah Federal Chumakov Moskow, dapat didaftarkan pada Desember," ujar Golikova sembari menambahkan bahwa uji klinis fase 2 vaksin tersebut dimulai pada 19 Oktober mendatang.

Seperti Sputnik V, vaksin EpiVacCorona Vector telah diuji hanya pada sejumlah orang sebelum menerima pendaftaran sementara.

"Ada 100 sukarelawan dalam uji coba Tahap 1 dan 2 dan semuanya merasa baik-baik saja," kata Direktur Jenderal Vektor Rinat Maksyutov pekan lalu.

Tidak ada data yang telah diterbitkan dalam jurnal peer-review sampai saat ini pada uji coba tersebut. Otoritas Rusia mengatakan pendaftaran "bersyarat" mirip dengan program jalur cepat di Barat dan China dan akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan produksi sementara pengujian terus dilanjutkan.

Namun, para ilmuwan dan perusahaan farmasi mengatakan lebih banyak pengujian diperlukan untuk membuktikan keamanan dan efektivitas sebelum vaksin semacam itu harus disertifikasi untuk digunakan.

Amerika Serikat (AS) juga sedang berusaha mempercepat pengembangan vaksin, setelah Presiden Donald Trump mengesahkan Operation Warp Speed pada April lalu untuk mendukung perusahaan dengan pendanaan federal.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: