Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ucap AS: Pandemi Covid-19 Bisa Dicegah Jika Partai Komunis China...

Ucap AS: Pandemi Covid-19 Bisa Dicegah Jika Partai Komunis China... Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tingshu Wang
Warta Ekonomi, Washington -

Pandemi virus corona baru (Covid-19) kemungkinan bisa dicegah jika pemerintah China bertindak lebih transparan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak terlibat dalam penyebaran dan menormalisasi propaganda mereka selama hari-hari awal wabah. Demikian kesimpulan laporan audit Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Amerika Serikat(AS).

Laporan setebal 96 halaman yang ditulis oleh para politisi Partai Republik di komite tersebut menyerukan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom mengundurkan diri atas dampak buruk atas respons-nya pada pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Sukses Tangani Corona, Swedia Siapkan Dana Stimulus USD12 Miliar

Laporan itu diperoleh New York Post pada hari Senin sebelum dirilis untuk waktu yang direncanakan pada beberapa hari ke depan.

“Tidak diragukan lagi bahwa Partai Komunis China (PKC) secara aktif terlibat dalam upaya menutup-nutupi yang dirancang untuk mengaburkan data, menyembunyikan informasi kesehatan publik yang relevan, dan menekan dokter dan jurnalis yang berusaha memperingatkan dunia,” bunyi laporan tersebut.

"Penelitian menunjukkan PKC dapat mengurangi jumlah kasus di China hingga 95 persen jika memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional dan menanggapi wabah dengan cara yang konsisten dengan praktik terbaik," lanjut laporan tersebut.

"Sangat mungkin pandemi yang sedang berlangsung bisa dicegah."

Laporan itu mengatakan pada 1 Januari, pejabat China memerintahkan bahwa pasar basah Wuhan tempat virus diyakini berasal ditutup dan disanitasi.

"Menghancurkan bukti forensik yang mungkin telah memberikan wawasan tentang asal-usul wabah," papar laporan tersebut.

Keesokan harinya, lanjut laporan tersebut, para ilmuwan di Institut Virologi Wuhan menemukan bahwa virus corona sangat menular tetapi tidak segera memberi tahu WHO.

Dokumen itu juga menuduh WHO mengabaikan peringatan dari Taiwan dan Hong Kong tentang risiko penularan dari manusia ke manusia dan kemudian secara keliru mengklaim selama berminggu-minggu bahwa para peneliti China tidak menemukan bukti tentang hal itu terjadi.

"Dari tahap awal wabah, WHO, di bawah kepemimpinan Direktur Jenderal Tedros, meniru dan menegakkan sebagai kebenaran yang tak dapat diganggu gugat, pernyataan dari PKC," tulis New York Post, Selasa (27/9/2020), mengutip laporan komite tersebut.

Pemeriksaan pernyataan publik mereka, termasuk pujian yang diberikan atas penanganan PKC terhadap pandemi, mengungkapkan kesediaan yang mengganggu untuk mengabaikan sains dan sumber alternatif yang dapat dipercaya.

"Direktur Jenderal Tedros harus menerima tanggung jawab atas dampak merugikannya pada respons Covid-19 dan mengundurkan diri," lanjut laporan Komite Hubungan Luar Negeri Parlemen AS.

Dokumen tersebut mengatakan anggota komite Parlemen, Michael McCaul, menerima surat dari Tedros pada Juli di mana dia bersikeras bahwa WHO menanggapi virus corona secara tepat waktu dan tidak memihak.

Presiden Trump, ketika ditanya tentang laporan komite tersebut pada Senin pagi di "Fox & Friends" mengatakan dia marah pada China."Karena mereka bisa menghentikan ini," katanya.

"Mereka bisa menghentikannya dengan mudah," lanjut Trump.

“Mereka menghentikannya untuk pergi lebih jauh ke negara mereka, tetapi mereka tidak menghentikannya untuk pergi ke seluruh dunia di mana kita adalah bagiannya. Mereka tidak menghentikannya datang ke sini dan Eropa dan seluruh dunia."

Seorang juru bicara WHO mengatakan kepada Fox News bahwa organisasi tersebut mengetahui laporan tersebut dan akan meninjaunya dengan hati-hati.

Kedutaan Besar China di Washington DC belum menanggapi permintaan media untuk mengomentari laporan komite tersebut.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: