Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Startup: Sociolla, E-Commerce Kosmetik dengan 30 Juta Pelanggan yang Rambah Pasar Vietnam

Kisah Startup: Sociolla, E-Commerce Kosmetik dengan 30 Juta Pelanggan yang Rambah Pasar Vietnam Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Startup kecantikan teknologi Social Bella melebarkan sayap bisnis ke pasar Asia Tenggara dengan memasuki pasar Vietnam.

Ekspansi itu perusahaan lakukan menyusul pendanaan terbaru senilai 58 juta dolar Amerika Serikat (AS) (sekitar Rp856,3 miliar) dari investor global, termasuk Temasek, Pavilion Capital, dan Jungle Ventures.

Mengenai lokasi ekspansi, Co-Founder dan President of Social BElla, Christopher Madiam berujar, "Vietnam punya banyak kesamaan dengan Indonesia. Karena itu kami yakni, Vietnam adalah negara yang tepat unruk ekspansi internasional pertama kami."

Baca Juga: Habis Huawei, Jajaran Trump Niat Blokir 1 Perusahaan China Lagi, Siapa?

Baca Juga: Poco X3 Resmi Rilis di Indonesia! Segini Loh Harganya

Mengutip laporan Cosmeticsdesign-asia.com, walau ada COVID-19, pasar kecantikan dan perawatan diri Vietnam tetap kuat; mengalami pertumbuhan 80% pada saluran penjualan daring.

"Kami berharap, dengan ekspansi ini kami dapat tumbuh dari perusahaan beauty-tech terdepan di Indonesia, menjadi yang terdepan di Asia Tenggara," imbuh Christopher.

Lebih lanjut, Sociolla telah menggandeng sejumlah merek internasional untuk menjajakan produk di Indonesia. Nah, lewat ekspansi ke Vietnam, Sociolla ingin menggandeng merek lokal menjual produk ke pasar internasional.

CEO Sociolla, John Rasjid berkata, "lewat ekspansi ini, kami tak hanya akan membuka akses distribusi tetapi juga memberi dukungan secara menyeluruh untuk memastikan produk mereka diterima dengan baik oleh pasar Vietnam."

Salah satu merek yang Sociolla gandeng adalah ESQA Cosmetics yang telah bergabung ke platform sejak April 2017.

Sekadar informasi, Sociolla telah berdiri sejak 2015. Kini, Sociolla punya sejumlah unit bisnis, termasuk delapan toko luring (offline) dan telah melayani sekitar 30 juta pengguna pada 2020.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: