Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Saffron, Minuman Sultan yang Jadi 'Value Added' Hotel

Mengenal Saffron, Minuman Sultan yang Jadi 'Value Added' Hotel Kredit Foto: IG @safronofficial.id
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menghadapi era new normal, beberapa negara seperti Dubai, Qatar, dan Abudabi menjadikan Teh Saffron sebagai aditional value di hotel, kapal pesiar, dan beberapa ruang publik sebagai higher service, uniq selling value, dan salah satu tujuan untuk imun booster di masa pandemik.

Nah, apa sih itu saffron?

Menurut apt. Dita Fauthia, S.farm, apoteker yang sedang menggeluti dunia herbal, saffron memang bagus untuk menjaga kesehatan. Menurutnya, rasa saffron tersebut tasteless jika dibandingkan dengan rempah-rempahan asal Indonesia, kunyit misalnya. Dita pun sangat menyayangkan banyak generasi muda dan bahkan dewasa yang masih tidak toleran terhadap rasa rempah-rempah Indonesia. Hal inilah yang akhirnya membuatnya mengkaji jurnal-jurnal penelitian tentang saffron.

Baca Juga: Studi Ilmiah: Covid-19 Bisa Ubah Sistem Imun Anak

Ternyata, sudah banyak penelitian baik pada hewan maupun manusia terkait manfaat saffron bagi kesehatan. Menurut jurnal Food Research International yang dipublikasikan oleh Elsevier sebagai lembaga penerbit junal-jurnal ilmiah yang diakui secara resmi di tingkat global, saffron mengandung 4 senyawa biaoktif utama, yaitu crocin, crocetin, picrocrocin, dan safranal yang berfungsi untuk menunjang kesehatan di antaranya untuk mengurangi gejala tukak lambung, nyeri haid dan pre menstrual syndrome, menjaga kesehatan pembuluh darah jantung dan tekanan darah, mencegah resistensi insulin (pemicu diabetes),menghambat pertumbuhan tumor, dan untuk perawatan penyitas depresi.

Bahkan, di jurnal tersebut juga membandingkan efektivitas saffron dengan obat-obatan medis. Salah satunya disebutkan bahwa efektivitas saffron serupa dengan obat yang mengandung zat aktif omeprazole dalam meredakan tukak lambung. Bahkan, saffron dikatakan lebih baik karena tidak memberikan efek samping. Saffron baru akan memberikan efek samping seperti mual, muntah, dan pendarahan lambung jika digunakan dalam dosis yang tinggi, yakni 1.2 hingga 2 gram per hari.

Hal yang sama juga diucapkan oleh dr. Dyah Novita, seorang dokter dan pemerhati dunia herbal. Dijelaskan olehnya, menurut jurnal yang dipublikasikan pada Iranian Journal of Basic Medical Science, senyawa bioaktif utama di dalam saffron (crocin dan saffranal) mampu mengatasi proses anti-inflamasi (antiperadangan) pada sistem imunitas tubuh melalui jalur NF-kB (NF-?B berfungsi mengatur inflamasi, penyembuhan luka, serta kematian sel).

Saffron merupakan bagian dari bunga Crocus sativus dari keluarga Iridaceae dengan bentuk seperti benang halus dan tipis bewarna merah. Saffron sudah lama dikenal sebagai salah satu rempah penyedap dan pewarna makanan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa saffron tidak hanya bermanfaat untuk makanan, tetapi juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Saffron dikenal sebagai tanaman rempah yang paling mahal di dunia karena 1 kilogram saffron dibuat dari 150.000 bunga dengan teknik penanaman dan pemetikan tanaman yang khusus satu persatu tanpa bantuan mesin.

Di Indonesia, saffron sedang digandrungi karena khasiat dan kharismanya sebagai minuman Sultan. Disebut-sebut sebagai rempah termahal di dunia, saffron berasal dari wilayah Timur Tengah. Hanya tumbuh di antaranya di Afghanistan Kashmir, Iran, dan sebagian wilayah Spanyol.

Walau market saffron di Indonesia masih kecil, sudah banyak publik figure yang menggunakan dan merasakan khasiat saffron. Bahkan, Umi Pipik saat ini berjualan saffron melalui online dengan harga Rp400.000/gramnya.

Saffron di Indonesia masih digambarkan sebagai rempah yg sangat mahal dan sulit didapat. Namun, hal ini disampaikan berbeda oleh co-Founder Arroyal Saffron, Agi Wildha Priakbar. Menurutnya, saffron terkesan mahal jika diukurnya atau dikomparasi dengan gramasi rempah yang yang ada di Indonesia. Misalnya, dibandingkan dengan kunyit yang 1 Kg-nya seharga Rp25.000 dan sempat naik jadi Rp35.000 di masa pandemi.

"Kami jual saffron Rp275.000/gram, tapi itu bisa dikonsumsi oleh seluruh keluarga selama 2-3 bulan," ujar Agi Wildha yang pernah mengambil S2 di Milan, Italia ini dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/8/2020)

Jika dihitung 1 gram Saffron isinya ada ±500 helai. Untuk membuat 1 gelas air Saffron 500 ml hanya butuh 3 helai. Artinya, 1 gram saffron itu bisa untuk membuat ±200 gelas teh saffron. Atau dengan kata lain, 1 gelas air saffron hanya sekitar Rp1.300. Bandingkan dengan harga minuman kunyit yang berkisar Rp10.000/botol.

Dengan logika perhitungan seperti itu, Sofyan Hotel, sebagai hotel syariah pertama di Jakarta mulai menjajaki menyediakan teh saffron sebagai value added sekaligus bentuk kepedulian terhadap tamu hotelnya, bekerja sama dengan Arroyal Saffron.

Sementara di pasar global, menurut www.statista.com, market saffron senilai US$390 juta dan diprediksi akan meningkat menjadi US$555 juta di 2026. Hal ini diperkuat data dari markets.businessinsider.com bahwa saffron akan terus growth ±6%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: