Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dongkrak Ekonomi Pelaku Usaha Mikro, GBN Berikan Pendampingan

Dongkrak Ekonomi Pelaku Usaha Mikro, GBN Berikan Pendampingan Kredit Foto: Dok. GBN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gumregah Bakti Nusantara (GBN), memberikan pendampingan bagi pelaku usaha mikro agar mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang begitu mengkhawatirkan.

Presiden GBN, Ali Mahsun Atmo M. Biomed, mengatakan, “Rekan-rekan para usaha mikro ini, mengalami dampak langsung dan terburuk dari keterpurukan ekonomi. Mereka sulit berusaha sehingga perlu adanya uluran tangan berbagai pihak termasuk Gumregah Bakti Nusantara, yang melakukan pendampingan majukan usaha mereka,” ungkapnya, usai Peluncuran Program Unggulan Gumregah Bakti Nusantara, di Jakarta, Selasa (27/10/2020). Baca Juga: Hasil Seleksi CPNS Diumumkan Pekan Depan, Tenang Kalau Gak Lolos Bisa...

Lanjutnya, ia mengatakan hal ini berkaca pada krisis 1998, para pengusaha mikro mampu bertahan ketika terjadi krisis. Baca Juga: Ibas: UMKM Sektor Krusial dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

Hal tersebut juga menjadi bukti bahwa usaha mikro merupakan tumpuan geliat ekonomi nasional. “Usaha mikro kecil dan menengah, memiliki peran strategis, dan ini terbukti mampu bertahan ditengah krisis, dan hampir 99% pelaku ekonomi ini adalah pengusaha mikro,” tuturnya.

Sebagai tahap awal, ia mengatakan pola pendampingan pengusaha mikro akan difokuskan pada tiga sasaran utama. Pertama, memajukan ekonomi rakyat dirumah penduduk dan kawasan berupa warung kelontong, warung kuliner, sentra layanan, air sehat, dan motor toko Gumregah. Kedua, memajukan ekonomi rakyat sektor hulu berbasis pertanian, perikanan, perkebunan, dan home industri/pengrajin. Dan ketiga, perluas dan permudah akses permodalan, lahan usaha dan perumahan bagi pengusaha mikro.

“Realisasi di Jawa mulai November 2020, dan luar Jawa awal 2021. GBN dampingi pelaku ekonoki rakyat dari hulu hingga hilir. Dari rantai pasok, kualitas, kuantitas dan keberlanjutan, serta pendampingan mendapatkan dukungan permodalan dan fasilitas usaha produktif lainnya,” tegasnya.

Terkait dengan dampak pandemi Covid-19, data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan, jumlah UMKM per September kemarin mencapai 64 juta unit usaha. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 persen, kondisi usahanya terganggu karena pandemi Covid-19. Sedangkan 60-70 persen, kondisi UMKM di Indonesia masih mampu bertahan karena innovasi usaha.

"Dimana per april 2020, ADB terbitkan data sebanyak 48,6% atau 31 juta UMKM gulung tikar." katanya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: