Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Din Syamsuddin: Wabah Adalah Musibah yang Perlu Disikapi dengan Muhasabah

Din Syamsuddin: Wabah Adalah Musibah yang Perlu Disikapi dengan Muhasabah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Din Syamsuddin, Mantan Ketua Umum MUI 2014-2015 menyebut wabah Covid-19 merupakan kejadian sangat luar biasa ini yang perlu disikapi dengan muhasabah (introspeksi atau mawas diri). 

"Harus disikapi dengan muhasabah dalam artian instropeksi dan mawas diri, Seyogyanya Pemerintah menyatakan negara dalam keadaan Darurat Covid-19, dan bangsa menghadapi Bencana Nasional," ungkap M. Din Syamsuddin dalam keterangan tertulis pada Kamis, 1 Juli 2020.

Baca Juga: Din Syamsuddin Bandingkan Era Soeharto VS Era Jokowi: Era Sekarang, Bahaya...

Sebaran Wabah Covid-19 yang tinggi terutama Varian Delta yang berbahaya telah merenggut nyawa banyak rakyat serta ribuan lainnya terpapar sakit. Sementara semua rumah sakit dan tempat perawatan penuh sesak dan terpaksa didirikan tenda-denda darurat. 

"Segenap warga bangsa bersatu padu dan bahu membahu menanggulangi musibah. Segenap rakyat agar meningkatkan disiplin menegakkan Protokol Kesehatan dengan menjalankan 5-M sebagai bentuk ikhtiar insani. Namun, dalam keadaan demikian upaya ruhani yakni mendekatkan diri kepada Ilahi Allah SWT janganlah dihindari atau dikurang."

Lanjut Din bahwa pemerintah agar lebih bersungguh-sungguh menanggulangi Bencana Nasional dengan tidak ragu-ragu dalam menerapkan penutupan wilayah (lock down) dan mengutamakan pelayanan kesehatan bagi rakyat. 

"Dana ratusan triliyun yang dikuasai Pemerintah agar dimanfaatkan untuk penyediaan obat-obatan, suntikan, vaksin gratis bagi rakyat, dan mendorong Perguruan Tinggi Nasional/Laboratorium Kesehatan Nasional untuk meneliti dan memproduksi vaksin dan obat-obatan dari dalam negeri sendiri dari pada mengimpornya dari luar neger," paparnya.

Pemangku amanat kekuasaan, para elit politik, diminta Din untuk menunjukkan empati kepada penderitaan rakyat. 

"Di tengah suasana demikian, adalah arif utk menghentikan tindakan-tindakan kontra produktif, antara lain: mempertentangkan agama dengan Pancasila (seperti dalam Test Wawasan Kebangsaan KPK), cenderung mengembuskan tuduhah pejoratif kepada pihak lain, mengembangkan isu-isu politik ambisius seperti pemindahan Ibu Kota Negara, perpanjangan masa kekuasaan Presiden, atau pengajuan Capres-Cawapres, serta sikap otoriter represif yang melemahkan kebebasan akademik di kampus.  Lebih dari pada itu, saatnya menghentikan segala bentuk ketidakadilan/kezaliman dalam penegakan hukum dan pemerataan kesejahteraan." 

"Semuanya itu, selain memalingkan perhatian dan fokus dari menanggulangi musibah, juga telah dan potensial memunculkan kegaduhan publik yang tidak perlu, wabah Covid-19 adalah musibah dari Allah SWT yang perlu disikapi dengan  muhasabah yakni introspeksi dan mawas diri, dan menjauhi sikap sombong/takabbur," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: