Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolaborasi dengan Swasta Percepat Pengembangan Vaksin Merah Putih

Kolaborasi dengan Swasta Percepat Pengembangan Vaksin Merah Putih Kredit Foto: Instagram Wiku Adisasmito
Warta Ekonomi, Jakarta -

Percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih saat ini mayoritas sudah pada tahapan penelitian berskala laboratorium atau lab skill research dan tahapan faktor ekspresi. Dalam tahapan pengembangannya terus dimonitor oleh Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset Inovasi Naisonal (Kemenristek BRIN).

Pemerintah sudah mempersiapkan pengadaan vaksin hingga tahapan industrialnya demi terjaminnya produksi vaksin dalam jumlah besar. Pemerintah pun membuka peluang kerja sama dengan pihak industri swasta nasional untuk turut serta menyukseskan percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih yang menjadi modal bangsa dalam penanganan pandemi Covid-19 jangka panjang.

Baca Juga: Alhamdulilah, Presiden Jokowi Umumkan Maret ini Vaksin AstraZeneca Tiba ke Indonesia

"Dibuka seluas-luasnya, di bawah koordinasi pemerintah untuk hilirisasi, baik meningkatkan kapasitas produksi, memfasilitasi proses uji pre klinis dan uji klinis, maupun meluaskan target pasar," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (4/3/2021) yang disiarkan secara daring.

Dengan memproduksi vaksin milik sendiri, hal itu akan menjamin terpenuhinya kebutuhan vaksinasi. Selain itu, dapat menjadi potensi Indonesia di masa mendatang untuk berperan aktif mencapai ketahanan kesehatan global.

Diketahui, upaya percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan kolaborasi lembaga riset, lembaga pemerintah nonkementerian, dan perguruan tinggi, seperti LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gajah Mada.

Pengembangannya menggunakan platform protein rekombinen, viral faktor termasuk inactivated virus dan genetik menggunakan DNA atau MRNA. Dalam pengembangan vaksin, tidak hanya menggunakan pendekatan medis, tetapi juga melibatkan unsur lain yang kompleks.

Hal itu dilakukan sesuai prosedur dan cara kerja sesuai standar atau mengacu good manufacturing practice sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun 2021 tentang Penerapan Pedoman Cara Lembuatan Obat Yang Baik.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: