Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lawan Covid-19, Penting Gunakan Sanitizer Teruji Klinis

Lawan Covid-19, Penting Gunakan Sanitizer Teruji Klinis Kredit Foto: Maztex
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih menyerang, menggunakan hand sanitizer jadi salah satu cara masyarakat menghindarkan diri dari penyebaran Covid-19, terutama saat harus keluar rumah. Sanitizer berbasis alkohol 60% dilansir lebih efektif untuk membunuh kuman dan virus. Namun, apakah kalian tahu bahwa ada sanitizer yang sudah terkonfirmasi 99.99% virus menjadi nonaktif bahkan sampai 15 hari? Sekaligus, sudah Food Grade Ethanol, alias aman untuk makanan loh!

Adalah Maztex Clean Extra yang merupakan produk hasil uji klinis oleh Takex Co Ltd di Jepang. Berbeda dengan produk sanitizer lainnya yang beredar di Indonesia, Maztex Clean Extra selain memiliki bahan utama, yakni 75% "Food Grade Ethanol" sehingga aman jika disemprotkan ke makanan, juga mengandung Ekstrak Bambu Moso dari Jepang yang mempunyai beragam manfaat. Salah satunya adalah menambah daya tahan atau durabilitas kerja.

Baca Juga: Terendus Mark-up Anggaran Rp49 Miliar Pengadaan Hand Sanitizer

Ekstrak bambu diperoleh dari pelepah buluh yang dihancurkan dari Bambu Moso yang tumbuh di Negeri Matahari Terbit dengan menggunakan teknik ekstraksi khusus. Ekstrak bambu ini juga telah disetujui sebagai bahan tambahan makanan oleh Kementerian Kesehatan, buruh, dan kesejahteraan Jepang yang keamanannya terjamin. Selain itu, Maztex Clean Extra yang dipasarkan oleh PT Mazta Farma telah memiliki tanda sertifikasi Halal dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) yang memiliki afiliasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

MAZTEX (TAKEX) Clean Extra diuji di Japan Textile Products Quality & Technology Center (QTEC) pada 18 Desember dengan strain virus Covid-19 yang digunakan dalam pengujian adalah SARS-CoV-2 JPN/TY/WK yang disediakan oleh National Institute of Infectious Diseases (NIID) Jepang. Maztex diuji dengan suhu 25 derajat menggunakan pengukuran titer infeksi (Kuantifikasi Virus): Plaque Assay.

Dalam uji cobanya, sampel Maztex diletakan di lempengan dengan ukuran 50 x 50 mm. Lempengan disimpan selama 15 hari, lalu digunakan sebagai bahan uji. Pada saat diuji, disuntikkan 0,40 ml virus inokulum ke bahan uji berusia 15 hari. Setelah dilapisi dengan Polietilen (Polyethylene Film) dan berada pada suhu 25 derajat Celsius dengan tingkat kelembaban tidak kurang dari 90% selama 24 jam, dilakukan penambahan 10 ml wash-out solution ke setiap bahan uji.

Metode uji terakhir dengan mengusap permukaan setiap bahan uji dan film untuk membersihkan virus dan mengukur titer infeksi virus dengan plaque assay. Berdasarkan hasil uji tersebut, terkonfirmasi 99.99% virus menjadi nonaktif bahkan sampai 15 hari setelah pengaplikasian MAZTEX (TAKEX) CLEAN EXTRA. Standar Ujinya sendiri adalah ISO 21702.

Direktur Utama PT Mazta Farma, Dedi Dianto, menjelaskan bahwa PT Mazta Farma yang merupakan distributor eksklusif di Indonesia dan sudah mendapatkan notifikasi/izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), selalu berupaya memberikan layanan dan kepuasan terbaik kepada para pelanggan di Tanah Air.

"PT Mazta Farma adalah perusahaan farmasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang berkantor di Jakarta, Indonesia. Fokus usaha perusahaan bergerak di bidang kesehatan, terutama produk estetika/skincare, alat kesehatan, dan suplemen kesehatan, serta pengembangan ke usaha-usaha lainnya, seperti pabrik produk perawatan kulit, logistik/distribusi produk, dan agrikultur," jelas Dedi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/3/2021).

Lindungi diri, kerabat, dan keluarga tercinta dari infeksi Covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun (3M). Selain itu, juga menjalankan praktik tracing, testing, dan treatment (3T).

"Jangan lupa, gunakan sanitizer dari Maztex Clean Extra sebagai antisipasi pencegahan infeksi dari bakteri atau virus," tutup Dedi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: