Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPOM AS Laporkan Satu Suntikan Vaksin Johnson & Johnson Ampuh Lawan Covid-19

BPOM AS Laporkan Satu Suntikan Vaksin Johnson & Johnson Ampuh Lawan Covid-19 Kredit Foto: Getty Images/SOPA Images/Pavlo Gonchar
Warta Ekonomi, Washington -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menetapkan satu suntikan vaksin Covid-19 buatan Johnson & Johnson aman dan memberikan perlindungan parsial terhadap penyakit itu.

Melalui analisa yang dirilis pada Rabu (24/2/2021), Badan Urusan Pangan & Obat-Obatan AS (FDA) mengatakan dalam pengujian global untuk mencegah kasus Covid-19 yang moderat hingga kasus yang parah, vaksin itu 66% efektif melawan virus corona.

Baca Juga: Sebulan Vaksinasi di AS, Moderna Catatkan Nihil Masalah dalam Keamanannya

Perusahaan Amerika itu bulan lalu mengatakan hampir 44.000 orang ikut berpartisipasi dalam uji coba itu. Efektivitas vaksin itu di Amerika antara 66 – 72 persen, sementara di Amerika Latin dan Afrika Selatan 57%.

Meskipun tingkat efektifitas vaksin itu tampak tidak sebaik yang dihasilkan vaksin Moderna dan Pfizer, hasil pengujian medis itu membuka jalan bagi persetujuan aksi pemerintah untuk penggunaan darurat vaksin ketiga itu secara lebih mudah.

Analisis FDA juga mengatakan vaksin Johnson & Johnson dapat membantu mempercepat upaya vaksinasi karena cukup diberikan satu kali; tidak seperti vaksin Moderna dan Pfizer yang harus diberikan dalam dua dosis dengan rentang waktu tertentu.

Panel pakar independen FDA akan melangsungkan pertemuan hari Jumat (26/2)/2021 untuk memutuskan apakah akan menyetujui vaksin Johnson & Johnson ini atau tidak.

Setelah itu FDA baru akan memutuskan akan mengotorisasi vaksin itu atau tidak, sebagaimana yang dilakukan ketika menyetujui vaksin Moderna dan Pfizer. Keputusan final diperkirakan akan dicapai dalam beberapa hari ke depan.

Keberadaan vaksin ketiga untuk melawan pandemi virus corona ini akan mendorong upaya vaksinasi di seluruh Amerika yang sudah diperlambat dengan perubahan cuaca dan isu logistik lainnya, sementara jumlah orang yang meninggal dunia akibat virus mematikan ini sudah melampaui 500.000 orang.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: