Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandemi Belum Usai, Perbankan Was-was Kredit Macet Melambung Tinggi

Pandemi Belum Usai, Perbankan Was-was Kredit Macet Melambung Tinggi Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan Bank DBS Indonesia yang bertajuk “Asia’s Banks, Problem or Solution?” mengungkapkan, bahwa bank-bank di Asia masih memiliki neraca keuangan yang relatif kuat sehingga dapat secara aktif terlibat dalam program pinjaman dan kebijakan yang fleksibel.

Namun sayangnya, pandemi Covid-19 semakin memperburuk perekonomian, sehingga bank diprediksikan akan menghadapi persoalan peningkatan kredit macet. Meski demikian, suku bunga rendah dan peraturan yang lebih fleksibel kemungkinan akan menekan adanya risiko ini.

Menurut laporan tersebut, saat ini yang menjadi kekhawatiran sektor perbankan di antaranya rasio kredit di kawasan Asia yang cukup tinggi, serta rasio pembayaran utang juga cukup tinggi meskipun tier 1 capital buffers telah meningkat hampir di semua wilayah.

"Ketika dukungan kebijakan stimulus berakhir, beberapa bisnis dan rumah tangga diprediksi akan menghadapi kesulitan yang pada gilirannya bisa mengganggu kualitas aset bank di level regional," terang laporan tersebut di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Baca Juga: Survei BI: Pembiayaan Perbankan Diprediksi Meningkat di Triwulan IV

Penyebabnya, bank-bank di Asia pada umumnya mengalami peningkatan utang rumah tangga dan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Di samping itu, rasio pembayaran utang sektor swasta juga meningkat, terutama di Tiongkok, Hongkong, dan Korea Selatan.

Bahkan sebelum pandemi melanda, pemberi pinjaman sektor swasta di Asia telah memprediksi adanya rasio pembayaran utang yang akan lebih berat selama setengah dekade terakhir.

"Alhasil diperlukan stimulus kebijakan melalui suku bunga rendah, ketentuan likuiditas yang lebih fleksibel dan program dukungan pemerintah yang memungkinkan untuk menjaga agar risiko kredit tidak terlalu mengkhawatirkan," tulis laporan itu.

Meskipun demikian, ada sejumlah titik terang yang memberikan harapan pemulihan ekonomi. Salah satunya adalah terpilihnya Joseph Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) membuka kemungkinan meredanya ketegangan dan perang dagang antara AS dengan Tiongkok.

Hasil uji klinis beberapa vaksin untuk Covid-19 dengan tingkat efikasi di atas 90 persen juga memantik harapan bahwa pandemi akan berangsur-angsur berakhir.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: