Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Covid-19 Berbahaya, Pencegahannya Lewat Vaksin dan 3M

Covid-19 Berbahaya, Pencegahannya Lewat Vaksin dan 3M Kredit Foto: Freepik.
Warta Ekonomi, Jakarta -

COVID-19 adalah penyakit dengan tingkat penularan yang sangat tinggi. COVID-19 yang disertai oleh penyakit penyerta (komorbid) bisa berakibat fatal bagi kesehatan pasien. Itulah alasan kenapa dokter dan para ahli menganjurkan untuk terus disiplin menjalankan protokol 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), meski vaksin COVID-19 tiba nantinya. Baca Juga: Covid-19 Makin Parah Malah Aksi 1812, MUI: FPI Harus Lebih Beretika!

dr. Erika, Sp,JP. FIHA, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah selaku tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan pasien COVID-19 menceritakan, jujur, rasa takut terpapar COVID-19 masih ada sampai sekarang, namun pengalaman merawat pasien sampai melihat mereka sembuh mengalahkan rasa takutnya. Hal itu dia ceritakan pada acara Dialog Produktif bertema Indonesia Siapkan Vaksin yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (2/12) lalu. 

Sebagai dokter spesialis jantung, dr. Erika menemukan cukup banyak pasien COVID-19 dengan komorbid jantung dirawat dan kondisi kesehatannya rentan sekali memburuk. Pasien COVID-19 dengan komorbid jantung dan hipertensi cukup tinggi. Pasien COVID-19 dengan komorbid jantung secara otomatis menciptakan problem tersistematis (systemic problem) yang perawatannya jauh lebih sulit daripada yang tanpa komorbid. 

Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K)., Msi, Anggota Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) juga turut menjelaskan bahwa penyakit ini tidak memandang bulu, yang meninggal 60,4% di rentang umur 19-59 tahun, ini umur yang rentan karena mereka aktif di luar rumah dengan berjualan, bermain, dan segala aktivitas lainnya. Pemerintah telah berupaya maksimal dengan melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) dan mengedukasi masyarakat agar patuh terhadap 3M, tapi hingga November sekitar 160 dokter meninggal dan sekitar 130 perawat atau paramedis juga meninggal. Mereka berjuang untuk mengobati yang terlanjur sakit tadi. 

“Ayo kita cegah COVID-19 dengan 3M dan 3T, tapi harus ditambah dengan vaksinasi yang memiliki cakupan 70%, maka diharapkan penularan akan terhambat, pandemi melambat, dan ekonomi akan meningkat,” ungkap Soedjatmiko.

Melihat kondisi pandemi akhir-akhir ini yang cukup sulit untuk dikendalikan oleh sejumlah negara di dunia, inisiatif melakukan intervensi kesehatan melalui vaksin pun dilakukan, sejak Mei Cina sudah mulai menyiapkan vaksin, WHO juga memulai langkah sama di bulan Juni, sementara di Amerika dan Eropa juga memulai persiapan kandidat vaksin di bulan Juni-Juli.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: