Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membandel Terus, Trump Masih Gaungkan Jangan Takut sama Corona

Membandel Terus, Trump Masih Gaungkan Jangan Takut sama Corona Kredit Foto: Antara/REUTERS/Joshua Roberts
Warta Ekonomi, Washington -

Diagnosis Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang positif Covid-19, hal itu tetap tidak akan mengubah strategi Gedung Putih saat ini dalam pengendalian pandemi.

Penjelasan ini dipaparkan langsung oleh penasihat virus corona terbaru Presiden Donald Trump, Dr. Scott Atlas.

Baca Juga: Gegara Trump Tersengat Corona, Debat Cawapres Jadi Makin Ribet

Setelah empat hari Donald Trump tinggal di Rumah Sakit Walter Reed, Atlas mengatakan bahwa presiden tidak akan memimpin dengan rasa takut.

Akhirnya, pada Senin (5/10/2020), Donald Trump telah meninggalkan Rumah Sakit Walter Reed.

"Dia tidak takut, dia tidak akan bersembunyi di ruang bawah tanah, dan tidak akan melakukan lockdown lagi sehingga dapat membeku dalam ketakutan di balik peta," kata Atlas.

Pernyataannya selaras dengan bagaimana Trump mencoba menampilkan keadaanya setelah terkena Covid-19.

Pada hari Senin, presiden memposting sebuah tweet yang berbunyi 'jangan takut pada Covid' dan melepas maskernya saat tiba di Gedung Putih, meskipun penyakit tersebut tetap masih sangat menular.

Atlas melanjutkan dengan mengatakan pengujian presiden positif terkena virus menunjukkan bahwa lockdown sudah tidak diperlukan oleh masyarakat.

"Bahkan di lingkungan yang paling aman, beberapa orang akan tertular virus dan bahwa virus tidak sepenuhnya dihilangkan dengan lockdown," ujar Atlas.

"Ini benar-benar menggarisbawahi apa yang Trump katakan selama ini, kita perlu melindungi orang-orang yang berisiko tinggi."

"Selain itu, kita juga perlu masyarakat untuk berpikiran terbuka. Orang-orang perlu melakukan fungsinya dengan bekerja."

"Keputusan yang dipilih adalah kebijakan akal sehat yang didasarkan pada sains, bukan ketakutan," lanjut Atlas.

Sepanjang pandemi, Trump dan Gedung Putih telah meremehkan virus Corona, menekan negara bagian untuk membuka kembali bisnis mereka, dan menghindari seruan ahli kesehatan.

Amerika Serikat saat ini memiliki jumlah kasus dan kematian Covid-19 tertinggi di dunia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: