Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Garuda Minta Dana Talangan Rp8,5 T Segera Cair Kalau Tidak...

Bos Garuda Minta Dana Talangan Rp8,5 T Segera Cair Kalau Tidak... Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), Irfan Setiaputra membongkar bila perusahaan membutuhkan dana sebesar Rp9,5 triliun yang bisa dicairkan sesegera mungkin.

“Secara total kita harus mengakui ada kebutuhan sebesar 9,5 triliun,” kata Irfan, saat menghadap Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (14/7/2020).

Baca Juga: Skema Dana Talangan: Garuda dan Negara Buntung, Swasta Malah Untung

Pihaknya berharap bisa secepat mungkin memperoleh dana talangan dari pemerintah senilai Rp8,5 triliun yang akan berbentuk mandatory convertible bond (MCB). Nantinya, pemerintah akan menjadi standby buyer melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI. Karena, saat ini kas perusahaan sudah dalam kondisi merugi. Dan akan semakin memburuk apabila dana talangan tidak segera cair.  

“Kita harap dana talangan ini bisa secepatnya sehingga bridging tak terlalu lama. Kita bisa lihat bahwa posisi kas kita memang sudah negatif di bulan ini dan terus negatif apabila tidak ada dana pinjaman sampai tahun 2025. Sekitar 220 juta dolar sampai akhir tahun atau kira kira Rp3,2 triliun,” ucapnya.

Baca Juga: Garuda Minta Suntikan Duit Rp8,5 T, Adian: Presiden Bisa Tidak Selamat!

Menurutnya, perusahaan telah mengusulkan bila MCB memiliki tenor 3 tahun. Hal ini guna memberi kesmepatan kepada Manajemen untuk memperbaiki fundamental perusahaan. Pasalnya, ekonomi yang saat ini tegah morat marit membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk kembali membaik.

Meskipun, dirinya menyaadari bila pada tahun 2023 perusahaan memiliki utang senilai US$500 juta yang akan jatuh tempo. Tapi dengan begitu, Ia memandang jika Manajemen akan lebih bekerja keras untuk dapat memenuhi kewajiban.

“Ada beberapa model setelah tiga tahun terjadi, pertama perusahaan membayar. Kedua, perhitungan kami 2023 market membaik sehingga kita peroleh pinjaman di luar. Ketiga, MCB ini di convert menjadi penempatan modal dan memberi kesempatan ke minority share untuk berpartisipasi,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: